Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Jadi Tersangka | Polisi Bubarkan Acara KAMI

Kompas.com - 29/09/2020, 06:20 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, aparat kepolisian resor (Polres) Tegal Kota menetapkan Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo (WES) sebagai tersangka setelah nekat menggelar hajatan dengan hiburan dangdut di tengah pandemi Covid-19.

Namun, setelah ditetapkan tersangka, WES tidak ditahan dan hanya dikenakan wajib lapor sambil menunggu proses hukum berjalan.

Dalam kasus tersebut, ada tujuh barang bukti yang diamankan yakni,  surat pengantar RT, pengantar kelurahan, pernyataan yang ditandatangani WES, surat izin yang diterbitkan Polsek, hingga 1 keping DVD berisi rekaman video jalannya acara.

Sementara itu, polisi membubarkan acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang akan digelar di Gedung Juang 45 Surabaya.

Dalam acara tersebut dihadiri mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Alasan polisi membubarkan acara itu karena tidak memiliki izin.

Berikut populer nusantara selengkapnya:

1. Wakil ketua DPRD Kota Tegal jadi tersangka

Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari memberi keterangan dalam konferensi pers penetapan tersangka Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo di Mapolres Tegal Kota, Senin (28/9/2020)KOMPAS.com/Tresno Setiadi Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari memberi keterangan dalam konferensi pers penetapan tersangka Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo di Mapolres Tegal Kota, Senin (28/9/2020)

Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi karena mengelar hajatan dengan hiburan dangdut di tengah pandemi Covid-19.

"Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, kita melakukan penetapan tersangka kepada terlapor atas nama WES," kata Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari Wibowo didampingi Kasatreskrim AKP Syuaib Abdullah dalam konferensi pers di Mapolres Tegal Kota, Senin (28/9/2020).

Kata Rita, saat mengelar acara tersebut, tersangka tidak memperhatikan protokol kesehatan.

"Serta tidak mengindahkan peringatan yang diberikan oleh petugas yang berwenang," ujarnya.

Atas perbuatannya, kata Rita, WES disangkakan Pasal 93 Undang-undang No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan Jo Pasal 216 ayat 1 KUH Pidana Jo Pasal 65 ayat 1.

"Ancaman maksimal satu tahun kurungan penjara," tegasnya.

Meski sudah ditetapkan tersangka, ia tidak ditahan.

"Melihat ancaman hukumannya kita tidak melakukan penahanan. Kita sudah punya surat pemanggilan tersangka, rencana kita panggil hari Rabu, setelah itu seterusnya wajib lapor sambil menunggu proses hukum berjalan," jelasnya.

Baca juga: Buntut Konser Dangdut, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Ditetapkan Tersangka

 

2. Polisi bubarkan acara KAMI di Surabaya

Tangkapan layar video pembubaran acara KAMI di Surabaya, Senin (28/9/2020).ACHMAD FAIZAL. KOMPAS.com Tangkapan layar video pembubaran acara KAMI di Surabaya, Senin (28/9/2020).

Polisi membubarkan acara silaturahim dan ramah-tamah Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya, Senin (28/9/2020).

Kapolsek Sawahan AKP Wisnu Setyawan Kuncoro mengatakan, acara silaturahim KAMI yang dihadiri Gatot Nurmantyo itu tak memiliki izin.

"Acara KAMI di Gedung Juang 45 tidak memiliki izin. Penyelenggara harusnya juga mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19," katanya di lokasi, Senin.

Sementara itu, Wakil Ketua Eksekutif KAMI Jatim, Agus Maksum membenarkan bahwa acara KAMI dibubarkan polisi.

"Acara dibubarkan karena dianggap tidak ada izin, padahal ini acara internal, hanya ramah tamah biasa, tidak dihadiri banyak orang," katanya saat dikonfirmasi, Senin siang.

Baca juga: Polisi Bubarkan Acara KAMI di Surabaya Saat Gatot Nurmantyo Beri Sambutan

 

3. Bocah 10 tahun dibunuh lalu diperkosa

Lokasi ditemukannya IC bocah 10 tahun di Kecamatan Nibung, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.HANDOUT Lokasi ditemukannya IC bocah 10 tahun di Kecamatan Nibung, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.

Seorang bocah 10 tahun di Musirawas Utara, Sumatera Selatan, berinisial IC, ditemukan tewas tanpa busana di perkebunan karet di perkebunan karet di Kelurahan Karya Makmur, Kecamatan Nibung, Sabtu (27/9/2020).

Pelaku diketahui berinisial AW (18), seorang pelajar yang tak lain adalah keluarga dekat korban.

Motif pelaku membunuh korban karena dendam dengan ibu IC. Pasalnya, AW pernah kepergok mencuri di rumah korban.

"Motifnya karena dendam, tersangka dendam sama ibu korban, karena itulah tersangka melampiaskan dendamnya kepada korban," katanya dikutip dari TribunSumsel.com.

Baca juga: Susul Ibu ke Kebun, Bocah 10 Tahun Malah Dibunuh lalu Diperkosa

 

 

4. Satu kontainer sepatu olahraga untuk ekspor ke AS dibawa kabur

Polres Serang mengungkap kasus penggelapan ribuan pasang sepatu sportKOMPAS.com/RASYID RIDHO Polres Serang mengungkap kasus penggelapan ribuan pasang sepatu sport

Sebuah truk kontainer yang membawa 2.256 sepatu olahraga yang hendak diekspor ke Amerika Serikat dibawa kabur oleh sopirnya. Pelaku diketahui berinsial TP (39), dan SA (29).

Polisi menduga, aksi itu sudah dilakukan oleh para pelaku. Pasalnya saat melamar pekerjaan sebagai sopir eskpedisi salah satu pelaku yakni TP menggunakan KTP palsu.

"Pelaku ini sudah merencanakan dari melamar pekerjaan sebagai sopir. Saat ditugaskan membawa kontainer, tersangka tidak mengirimkan barang tersebut ke Priok," kata Mariyono kepada wartawan di Mapolres Serang, Senin (28/9/2020).

Kata Mariyono, sepatu yang seharusnya akan diekspor ke Amerika Serikat, oleh pelaku malah diturunkan di daerah Pasar Kamis, Kabupaten Tangerang.

Kemudian, oleh pelaku sepatu olahraga tersebut akan dijual sendiri.

"Oleh pelaku, barang ini dibawa untuk dijual tanpa izin pemilik barang, dan sudah dijual dengan harga Rp 150 juta," ujarnya.

Baca juga: 1 Kontainer Sepatu Olahraga untuk Ekspor ke AS Dibawa Kabur Sopir

 

5. Dua buruh bangunan mengaku dianiya polisi

Dua buruh bangunan yakni La Iwan dan La Duma menjadi korban kekerasan polisi saat pembubaran demo mahasiswa di sekitar Mapolda SultraKOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI Dua buruh bangunan yakni La Iwan dan La Duma menjadi korban kekerasan polisi saat pembubaran demo mahasiswa di sekitar Mapolda Sultra

Dua buruh bangunan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yakni La Duma (29) dan La Iwan (29) diduga menjadi korban kekerasan saat polisi hendak membubarkan aksi mahasiswa yang memperingati satu tahun kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi.

Akibatnya, kedua buruh bangunan tersebut mengalami babak belur di sekujur tubuh.

Tak hanya itu, sepeda motor yang mereka gunakan juga diketahui hancur akibat dirusak sejumlah oknum aparat kepolisian tersebut.

Aksi penganiayaan itu bermula saat La Duma dan La Iwan berboncengan untuk membeli makanan usai bekerja di wilayah Anduonohu.

Saat melintas di Bundaran Gubernur, mereka sempat diminta salah satu anggota polisi untuk berbalik arah akrena ada pembubaran demo mahasiswa di sekitar daerah tersebut.

Namun, saat hendak berbalik arah, tiba-tiba mereka dipukul sejumlah oknum polisi lainnya dan justru digelandang ke kantor polisi meski tidak tahu apa-apa.

“Belum lama putar motor, dari samping sini (kiri-kanan) pukul saya punya helm, baru tulisannya itu helm Taknik. Ada yang pukul, ada juga yang larang memukul. Saya bilang saya tidak tahu apa-apa ini,” kata Iwan dihubungi, Senin (28/9/2020).

Baca juga: Dikira Mahasiswa, 2 Buruh Bangunan Babak Belur Dikeroyok Polisi dan Motornya Dihancurkan

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Tresno Setiadi, Achamd Faizal, Aji YK Putra, Rasyid Ridho| Editor: Khairina, David Oliver Purba, Aprilia Ika, Abba Gabrillin, Setyo Puji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com