"Kalau dulu kan ke sawahnya sepulang kerja, setelah pensiun waktunya lebih banyak ke pertanian," bebernya.
Dia menjelaskan, di Desa Hargobinangun terdapat 17 kelompok tani.
Selain itu terdapat pula 5 kelompok wanita tani.
Kelompok tani wanita ini, arahnya pada pengolahan hasil-hasil pertanian.
Sehingga setelah diolah memiliki nilai lebih ketika dijual.
"Kelompok wanita tani itu yang ibu-ibu, mereka juga berkegiatan, dulu awalnya untuk pengolah hasil-hasil pertanian. Mereka olah, terus dijual untuk memberi nilai tambah," ucapnya.
Baca juga: Penularan Covid-19 hingga Generasi ke-3, Pasar Cebongan Sleman Jadi Klaster Baru
Seiring berjalanya waktu kelompok wanita tani mengalami perkembangan.
Mereka tidak hanya mengolah hasil pertanian, juga bergerak di pertanian khususnya florikultura atau tanaman hias.
"Di Hargobinangun juga ada asosiasinya tanaman hias, jadi khusus untuk komoditas tanaman hias," ucapnya.
Tak hanya pertanian, Siswiyanto mengatakan, warga masyarakat di Desa Hargobinangun juga ada yang menekuni budidaya ikan.
Jumlahnya ada puluhan orang yang membudidayakan ikan air tawar.
"Gapoktan itu menaungi hampir semua tidak berdasarkan komoditas, ya termasuk perikanan. Yang perikanan ada 20 an orang," urainya.
Warga Hargobinangun sebagian besar membudidayakan ikan lele dan Bawal.
Mereka membudidayakan ikan sesuai dengan permintaan pasar.
"Mereka mengikuti tren, permintaan pasar, karena kalau Lele dan Bawal itu kan pasarnya jelas," tandasnya.