Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Sirene Tsunami di Banten Rusak dan Hanya Ada 1 Shelter

Kompas.com - 28/09/2020, 16:59 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Hasil riset para peneliti dari Institut Teknologi Bandung ( ITB) yang diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report mengungkapkan adanya potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Provinsi Banten disebut menjadi salah satu daerah yang bisa terdampak.

Mitigasi bencana dan pemanfaatan teknologi dinilai penting untuk mengantisipasi dampak buruk apabila tsunami benar terjadi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kabupaten Lebak Menetapkan PSBB

Namun, dari 8 alat peringatan dini tsunami atau early warning system (EWS) yang tersebar di Banten, 3 di antaranya rusak.

"Ada tiga EWS bentuknya itu sirine yang jika terjadi gempa atau tsunami, tombol itu dipencet. Tapi itu tidak berfungsi, rusak saat dicek," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Nana Suryana kepada Kompas.com, Senin (28/9/2020).

Baca juga: Potensi Tsunami Tinggi di Selatan Jawa, Pemda dan Masyarakat Diingatkan Tingkatkan Kewaspadaan

Adapun, 3 sirine yang rusak berada di Kecamatan Labuan dan Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.

Kemudian, terdapat di Kecamatan Pasauran, Kabupaten Serang.

Saat ini, sirine yang rusak itu sudah dilaporkan ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk diperbaiki.

"Kita sedang upayakan ke BMKG untuk segara dilakukan perbaikan untuk sirene. Kita akan segara buatkan surat untuk di diperbaiki," ujar Nana.

Baca juga: Zona Sepi Gempa dan Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Begini Kata Ahli

Menurut Nana, sirine peringatan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat yang berada di wilayah pesisir.

Sirine itu memberi informasi darurat apabila sewaktu-waktu tsunami setinggi 20 meter terjadi.

"Sirine penting untuk memberikan peringatan dini untuk masyarakat agar menjauh dan mencari jalur evakuasi," kata Nana.


Shelter tsunami hanya ada satu

Sementara itu, Nana mengungkapkan, saat ini Banten hanya memiliki satu shelter tsunami yang berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang.

"Itu shelter jika terjadi bencana dijadikan titik evakuasi," ujar Nana.

Untuk menambah shelter, pihaknya mendorong agar dunia usaha terkait pariwisata agar bersama-sama membangun shelter di daerah rawan bencana tsunami.

"Kita ketahui di Pandeglang, di Kecamatan Sumur, itu kan kantor kecamatan di pinggir pantai, polseknya di pinggir pantai, aktivitas masyarakat di pinggir pantai," kata Nana.

Nana mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, namun tidak panik secara berlebihan mengenai prediksi akan terjadi tsunami setinggi 20 meter.

"Ini tentunya menjadi peringatan dini, kewaspadaan masyarakat terutama di Banten Selatan yang menjadi daerah rawan, agar tidak perlu khawatir yang berlebihan, apalagi menyebabkan ketakutan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com