Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Mahasiswa, 2 Buruh Bangunan Babak Belur Dikeroyok Polisi dan Motornya Dihancurkan

Kompas.com - 28/09/2020, 14:14 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Nasib naas dialami La Duma (29) dan La Iwan (29), warga yang berprofesi sebagai buruh bangunan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pasalnya, ia diduga menjadi korban penganiayaan aparat kepolisian saat pembubaran aksi mahasiswa pada Sabtu (26/9/2020) lalu.

Akibat insiden itu, kedua buruh bangunan tersebut mengalami babak belur di sekujur tubuh.

Tak hanya itu, sepeda motor yang mereka gunakan juga diketahui hancur akibat dirusak sejumlah oknum aparat kepolisian tersebut.

Baca juga: Dua Buruh Bangunan Mengaku Dianiaya Polisi Saat Pembubaran Aksi Mahasiswa di Kendari

Kronologi kejadian

Dari informasi yang dihimpun, kejadian itu bermula saat kedua korban sedang mencari makan usai bekerja di wilayah Anduonohu.

Ketika melintas di Bundaran Gubernur, mereka sempat diminta salah satu anggota polisi untuk berbalik arah.

Alasannya, saat itu sedang dilakukan pembubaran demo mahasiswa di sekitar daerah tersebut.

Namun saat hendak berbalik arah, tiba-tiba mereka dipukul sejumlah oknum polisi lainnya dan justru digelandang ke kantor polisi meski tidak tahu apa-apa.

“Belum lama putar motor, dari samping sini (kiri-kanan) pukul saya punya helm, baru tulisannya itu helm Taknik. Ada yang pukul, ada juga yang larang memukul. Saya bilang saya tidak tahu apa-apa ini,” kata Iwan dihubungi, Senin (28/9/2020).

Baca juga: Polisi Tak Berani Bubarkan Konser Dangdut yang Digelar Wakil Ketua DPRD Tegal, Ini Alasannya

Senada juga disampaikan La Duma, saat dikeroyok sejumlah oknum polisi tersebut dirinya sempat berteriak minta tolong dan mengaku sebagai buruh bangunan.

Tapi bukannya berhenti, mereka masih tetap menghujamkan pukulan hingga menyebabkan kepalanya berdarah.

“Ada yang pukul di belakang langsung saya jatuh setelah itu dikeroyok, turun darah dari kepala. Saya berteriak saya bukan mahasiswa, saya pekerja bangunan,” ungkap Duma.

 

Tak bisa berdiri dan motor hancur

Akibat aksi kekerasan yang dilakukan aparat tersebut, La Duma harus mendapatkan jahitan di bagian kepala.

Bahkan, kini ia tidak bisa berdiri karena mengalami sakit pada tulang ekornya.

Kedua korban tersebut baru dibebaskan polisi setelah dijemput oleh keluarganya.

Tak hanya mengalami sejumlah luka, kendaraan yang mereka tumpangi ternyata juga hancur dirusak polisi.

Baca juga: Diduga Salah Tangkap, Bocah 13 Tahun Babak Belur Dianiaya Polisi, Polda: Tidak Sengaja

Terkait dengan insiden itu, adik La Duma meminta pihak kepolisian untuk mengusut kasus tersebut. Termasuk mengganti biaya kerugian dan perawatan medis yang ditanggung korban.

“Karena tulang ekornya sakit, kakakku tak bisa berdiri lagi, tidak bisa kerja. Akhirnya sampai sekarang kita tidak tahu bagaimana kondisi tulang ekornya karena tidak punya uang ke dokter atau puskesmas," terangnya.

Sementara itu, pihak Polda Sultra saat dikonfirmasi terkait insiden itu hingga saat ini belum memberikan respons.

Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com