"Tidak ditemukan adanya illegal logging, pohon yang terbawa banjir akibat longsoran di pinggir sungai yang tersapu aliran air sungai," ujar dia.
Baca juga: Banjir-Longsor di Kabupaten Bogor, Rumah Rusak dan Beberapa Orang Terluka
Ugur mengatakan, sebelum terjadi fenomena yang disebut Gunung Salak "terbelah", banjir bandang sempat melanda 12 desa di tiga kecamatan di Sukabumi.
Hal tersebut terjadi karena Kabupaten Sukabumi adalah dataran rendah yang berada di bawah kaki Gunung Salak. Selain itu, Kabupaten Sukabumi juga dilewati beberapa anak sungai yang mengalir dari Gunung Salak.
"Kalau peristiwa Cibuntu sungai-nya terpisah, aliran sungainya beda lagi," imbuh dia.
Baca juga: PVMBG: Pos Pengamatan Gunung Gede dan Salak Laporkan Suara Dentuman
Untuk mencegah adanya korban, Ugur mengimbau agar warga yang tinggal di bawah kaki Gunung Salak dan sekitar sungai lebih berhati-hati saat musim hujan.
Saat musim hujan belangsung, ia menyarankan agar para warga di daerah yang rawan banjir dan longsor mengungsi ke tempat yang aman untuk mengantisipasi munculnya risiko yang berbahaya.
"Sudah diimbau ke warga sekitar aliran sungai agar tetap waspada di saat musim hujan sekarang," ujar dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.