Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Jamu Siap Saji untuk Bertahan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 26/09/2020, 07:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kelompok Asman Toga Melati di Gunung Ibul, Prabumulih, Sumatera Selatan sudah memproduksi jamu seduh sejak tahun 2013 lalu.

Namun di saat pandemi, mereka membut inovasi dengan membuat jamu siap saji.

Ada delapan jenis jamu berbahan baku tanaman obat keluarga yang mereka produksi.  Antara lain kunyit asem, jahe merah, jahe putih, kencur, temu lawak, daun kelor, daun salam, dan daun sirsak.

Pilihan untuk membuat jamu siap saji adalah keinginan para pelanggan yang ingin langsung minum jamu tanpa harus menyeduh.

Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Warga Prabumulih Produksi Jamu Siap Saji

“Keinginan pelanggan makin beragam, mereka ingin juga yang jamu siap diminum tanpa pakai seduh,” ujar Local Hero Kelompok Asman Toga Melati Siti Sulbiyah, dalam keterangan pers, Jumat, (25/9/2020).

Inovasi jamu siap saji tersebut membawa harapan besar bagi anggota UMKM karena bisa menjadi sumber penghasilan tambahan di saat pandemi.

Hingga saat ini ada 30 anggota di UMKM  yang memproduksi jamu siap saji.

“Adanya produk jamu siap minum ini nanti, bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang selama ini belum kami penuhi,” papar Siti lagi.

Baca juga: Pedagang Jamu Keliling Dapat BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Kaget dan Ingin Kunjungi Cucu

Terkendala tak boleh berkumpul

Salah satu produk jamu siap saji kelompok Asman Toga di Prabumulih yang sudah dikemas dalam botol dan siap dinikmati. KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG Salah satu produk jamu siap saji kelompok Asman Toga di Prabumulih yang sudah dikemas dalam botol dan siap dinikmati.
Jamu yang diproduksi Kelompok Asman Toga Melati telah dipesan banyak kalangan. Bahkan produksi mereka pernah dikirim hingga ke mancanegara.

Mereka juga beberapa kali meraih penghargaan dari Dinas Lingkungan Hidup di tingkat provinsi hingga nasional.

Namun selama pandemi, mereka terkendala dari sisi produksi. Padahal permintaan jamu selama pandemi meningkat hingga 40 persen dari produksi biasanya.

Baca juga: Popularitas Jamu di Indonesia Naik berkat Olahan Baru dan Café Jamu

Menurut Siti salah satu kendalanya ibu-ibu tidak boleh berkumpul saat memproduksi jamu.

“Kendala lebih karena produksi karena ibu-ibu tidak boleh berkumpul,” kata Siti Sulbiyah

Saat ini mereka mulai kembali memproduksi jamu siap saji dengan protokol kesehatan yang ketat.

Untuk membuat jamu siap saji, kelompok yang menjadi mitra binaan Pertagas sejak 2018 lalu itu bekerja sama dengan GoUMK yakni lembaga sosial yang berfokus pada pelatihan kewirausahaan dan UMKM.

Baca juga: Produk Jamu Indonesia Tembus Pasar Arab Saudi

Sementara itu Manager Communication, Relations & CSR Pertagas, Zainal Abidin mengapresiasi kelompok Asman Toga yang mampu berinovasi di tengah pandemi dengan membuat jamu siap saji.

Ia juga mengatakan anggota kelompok juga terlibat aktif dalam upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19.

“Dengan memahami cara pencegahan Covid-19 artinya mereka juga ikut menjadi juru kampanye di lingkungan terdekat mereka untuk peduli terhadap penyebaran pandemi ini,” ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Amriza Nursatria | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com