Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Syamsuddin Hilang 8 Hari di Hutan Perbatasan Malaysia, Dihantui Suara Hewan Buas, Ditemukan Lemas

Kompas.com - 26/09/2020, 06:44 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Selama delapan hari, seorang tukang bangunan bernama Syamsuddin (51) nekat menyusuri Hutan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia.

Lelaki asal Makassar itu memberanikan diri menerobos hutan belantara agar bisa kembali pulang ke Indonesia.

Syamsuddin sebelumnya bekerja di Malaysia sekitar sebulan sebagai tukang bangunan.

Namun karena merasa ditipu dan tak diberi upah, Syamsuddin bertekad kembali ke Krayan, Nunukan meski harus berjalan kaki menembus hutan.

Baca juga: Jalan Kaki dari Malaysia dan Hilang 8 Hari di Hutan, Syamsuddin Hanya Makan Garam dan Vetsin

Tak temukan makanan

GaramShutterstock Garam
Syamsuddin hanya berbekal air minum, vetsin dan garam selama perjalanannya menyusuri hutan. Sebab, ia tak memiliki cukup uang.

Selama berjalan berhari-hari, Syamsuddin tak menemukan satu pun buah-buahan yang dapat dimakan.

Dia hanya menaburkan garam atau vetsin ke lidahnya, kemudian meminum air putih untuk mengganjal perut yang lapar.

"Jadi dia rasa-rasa saja itu garam dan vetsin. Nah, hanya itu saja dia bawa bekal, tidak ada dia bilang jumpa pohon buah, hewan juga tidak ada dijumpa selama jalan kaki berapa malam itu," kata Nursiah, istri Syamsuddin.

Baca juga: Tertipu di Malaysia, Syamsuddin 8 Hari Jalan Kaki Menyusuri Hutan Krayan, Berbekal Air, Garam, dan Vetsin

 

Ilustrasi Hutan KalimantanABC Ilustrasi Hutan Kalimantan

Dihantui suara hewan buas

Hutan Krayan dikenal masih dihuni hewan-hewan buas seperti macan dahan hingga babi hutan.

Dalam perjalanannya, Syamsuddin kerap mendengarkan suara-suara hewan buas.

Namun beruntung, tak satu pun hewan buas dia temui.

Nursiah menduga suaminya terlindungi karena tidak pernah meninggalkan ibadah meski berada di tengah hutan.

"Memang dari dulu dia (Syamsuddin) tidak pernah itu yang namanya tinggalkan shalat, selalu dia bangun malam tahajud, itu juga yang dia cerita. Kenapa jelas sekali banyak suara binatang buas, tapi tidak ada sedikit pun sentuh dia, biar di hutan, tahajud dia selalunya," kata dia.

Baca juga: Cemburu, Suami Bunuh Teman Dekat Istri di Tengah Hutan

Ditemukan lemas oleh warga

Ilustrasi hutan Kalimantan di negara bagian Sabah, Malaysia.K. Yoganand Ilustrasi hutan Kalimantan di negara bagian Sabah, Malaysia.
Anak Syamsuddin, Suryaningsih kemudian melaporkan ke Pos SAR Nunukan bahwa ayahnya hilang pada 16 September 2020.

Sebab, sudah berhari-hari tak ada kabar dari sang ayah.

Untungnya Syamsuddin ditemukan oleh warga dan langsung dievakuasi.

Saat ditemukan, kondisi tubuhnya lemas dan kelaparan di bawah sebuah pohon besar.

Baru pada 23 September 2020, Syamsuddin menghubungi keluarga dan mengabarkan bahwa kondisinya baik-baik saja.

Nursiah dan Ningsih pun mulai berpuasa sesuai dengan hajatnya jika Syamsuddin selamat.

"Kami dapat kabar, langsung bapak yang menelepon kalau dia selamat, itu mukjizat karena doa kami diijabah, kami hari ini mulai puasa," kata dia.

Baca juga: Jajal Trek MTB di Jambi, Susuri Hutan Kota Muhammad Subki

 

Ilustrasi konstruksiSHUTTERSTOCK Ilustrasi konstruksi
Ditipu di Malaysia

Syamsuddin sebenarnya sudah sembilan tahun bekerja sebagai pemborong bangunan di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

Kemudian, dia mendapatkan tawaran pekerjaan di Malaysia. Namun ternyata, Syamsuddin tidak pernah digaji saat bekerja di sana.

Syamsuddin biasanya selalu mengirimkan uang kepada istri dan anaknya di Makassar.

Tetapi sebulan terakhir, Syamsuddin tidak melakukannya karena tak mendapat upah.

Syamsuddin pun memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena merasa ditipu.

Setelah ditemukan warga di hutan, Syamsuddin mengaku belum ingin kembali ke tempat asalnya di Makassar.

Dia ingin kembali bekerja di Krayan, tempat kerja Syamsuddin sebelumya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com