Selama perjalanan, Syamsuddin tak pernah meninggalkan ibadah. Ia juga bercerita saat berjalan kerap mendengarkan suara binatang buas namun tak sekalipun ia melihat keberadaan hewan di dalam hutan belantara itu.
"Memang dari dulu dia (Syamsuddin) tidak pernah itu yang namanya tinggalkan shalat, selalu dia bangun malam tahajud, itu juga yang dia cerita. Kenapa jelas sekali banyak suara binatang buas, tapi tidak ada sedikit pun sentuh dia, biar di hutan, tahajud dia selalunya," katanya.
Baca juga: Curhat Ibunda Laeli, Pelaku Mutilasi Kalibata City: 1,5 Tahun Hilang Kabar, Kini Tak Henti Menangis
Sementara itu Suryaningsih anak Syamsuddin mengatakan ayahnya ditemukan tertidur di bawah pohon besar di tengah hutan.
Sebelumnya ia mendengar ada suara orang di sekitarnya. Ia pun berteriak meminta tolong.
"Bapak tidur di bawah pohon besar tengah hutan. Dia mendengar beberapa orang tidak jauh dari situ, dia berteriak minta tolong, didengar oleh mereka, dan ditolong dikasih makan, baru enak dia rasa. Mungkin itu sudah jalan Tuhan, kami sangat bersyukur," kata Ningsih.
Ningsih bercerita selama sang ayah hilang, lima anaknya tak berhenti berdoa untuk keselamatan sang ayah,
"Kami terus berdoa memohon keselamatan bapak. Kami tidak pernah putus setiap hari menghubungi nomor bapak, mencari di media sosial, dan terus bertanya ke pos SAR," katanya.
Baca juga: Hilang di Kali Ciliwung, Remaja Ditemukan Tewas 200 Meter dari Lokasi Tenggelam
Sementara itu Koordinator Pos Search and Rescue (SAR) Nunukan Anggi Endra Mulyawan mengatakan ia menerima laporan hilangnya Syamsuddin di Hutan Krayan sejak Rabu (16/9/2020).
Ia menyebut yang melapor adalah keluarga Syamasuddin. Sayangnya laporan tersebut hanya menyebut lokasi tanpa koordinat yang jelas.
Padahal Hutan Krayan adalah salah satuhutan belantara yang hanya bisa dilewati dengan transportasi udara,
Saat itu, SAR Nunukan berkoordinasi dengan BPBD di Krayan.
Baca juga: 3 Kru Helikopter yang Hilang Kontak di Papua Dievakuasi, Dirawat di RSUD Nabire
"Lokasinya jauh sekali kalau dari Nunukan, kita koordinasi dengan BPBD di sana juga, kami pantau saja dan terakhir ada laporan dari keluarganya yang menelepon kami kalau Syamsuddin sudah ditemukan selamat," katanya.
Ningsih bercerita walaupun ditemukan selamat, ayahnya memilih tidak pulang ke Makassar.
Menurut ayahnya, jika ia pulang makanakan membuat anak-anaknya putus ada karena mencari pekerjaan di Makassar sangat sulit apalagi saat ini sedang pandemi.
Kepada keluarganya, Syamsuddin bercerita jika diajak bekerja oleh orang setempat.
"Dia bilang sudah mulai sehat badannya, besok dia mau mulai kerja, karena kebetulan orang yang kasih dia tolong ada kerja juga, mungkin proyek bangunan, belum dia cerita semua," katanya.
Baca juga: Detik-detik Tim SAR Temukan Helikopter yang Hilang Kontak, Semua Kru Selamat
Setelah mendapat kepastian ayahnya selamat, Ningsih dan empat saudaranya melaksanan hajat dengan berpuasa.
"Kami dapat kabar, langsung bapak yang menelepon kalau dia selamat, itu mukjizat karena doa kami diijabah, kami hari ini mulai puasa," tambahnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Zulfiqor | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.