"Semua turun ke Sawa Erma, dan kalau di Sawa Erma kosong (BBM-res) atau habis maka semua turun ke Agats," kata Hendrikus.
Kini, warga Batas Batu dan Kenyam tidak perlu lagi jauh-jauh mendapatkan BBM murah, karena sudah ada SPBU Kompak di Kampung Mumugu dengan alokasi premium 35 KL dan biosolar 10 KL.
Dari Batas Batu ke Kampung Mumugu hanya menempuh waktu kurang lebih 45 menit, dan kembali sekitar 2 jam dengan membawa beban BBM.
Pastor Hendrikus bersyukur dengan adanya SPBU Kompak di Kampung Mumugu, karena dapat menekan harga BBM dengan yang dijual pedagang eceran.
Sebab, sebelumnya, untuk di Kampung Mumugu sendiri warga membeli premium atau bensin di pedagang eceran harganya Rp 20.000 per liter.
Baca juga: Bertambah Penyalur BBM Satu Harga di Papua, Warga: Terima Kasih Jokowi
Sedangkan di Batas Batu Rp 25.000 per liter, dan di Kenyam, Kabupaten Nduga bisa mencapai Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per liter.
"Adanya SPBU Kompak, dengan demikian dampaknya bahwa harga Batas Batu yang di dan Kenyam juga akan terkoreksi, dalam arti bisa turun tidak seperti yang sekarang," ujar Pastor Hendrikus.
Korenilis, yang kesehariannya membawa perahu fiber mengatakan, sebelum kehadiran BBM Satu Harga, dia harus mengeluarkan Rp 100.000 untuk 5 liter premium.
Premium itu dibeli dari pedagang eceran yang berada di pinggiran Sungai Aswet, Distrik Agats.