AMBON, KOMPAS.com - Bupati Maluku Tenggara Muhamad Taher Hanubun mengatakan, pandemi Covid-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat di wilayah itu.
Taher yakin masyarakat Maluku Tenggara bisa bertahan meski pasokan beras dari luar daerah tak masuk wilayah tersebut. Sebab, warganya rajin berkebun menanam tanaman pangan lokal.
“Kalau dihentikan, kita masih ada makanan, sebab kesadaran masyarakat Maluku Tenggara untuk mengelola kebun sudah sangat meningkat saat Covid-19,“ ungkap Taher di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (24/9/2020) malam.
Untuk menghadapi Covid-19, pemerintah dan masyarakat Maluku Tenggara telah meningkatkan kemandirian di sektor ekonomi dan memanfaatkan lahan kosong untuk perkebunan lokal.
Baca juga: Kisah Pilu Kakek Mauria, Tak Bisa Melihat karena Matanya Digigit Serangga, Butuh Biaya Berobat
“Makanya dari situ saya berani bilang, dengan tidak mengurangi rasa hormat, kepada kabupaten/kota lain, kita akan tetap aman, walau pengiriman beras ke Maluku dihentikan,” jelasnya.
Menurutnya, kesadaran masyarakat mengantisipasi krisis pangan saat pandemi sangat tinggi. Warga Maluku Tenggara, kata dia, gencar berkebun dan menanam pangan lokal.
Bahkan, warga yang tak pernah berkebun pun ikut mengolah lahan mereka. Mereka menanam berbagai pangan lokal seperti ubi, keladi, dan tanaman lain.
“Salah satu contoh yang ada, yakni di wilayah Kei Besar Selatan Barat, kita lihat saja, warga selama ini jarang berkebun. Sekarang lahannya sudah sangat lebar dibikin kebun semua,” ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.