KOMPAS.com- Tak memiliki rasa lelah terjun dalam tugas kemanusiaan untuk menangani Covid-19.
Itulah gambaran sosok anggota Polda DIY bernama Aiptu Sri Mulyono.
Bahkan di akhir hidupnya, polisi yang kerap disapa Mul tersebut masih berupaya membaktikan diri di tengah perang menghadapi Covid-19.
Kini, sang pahlawan pandemi telah pergi. Aiptu Sri Mulyono meninggal dunia, Minggu (20/9/2020) lantaran terjangkit Covid-19.
Baca juga: Polisi Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Ini Meninggal karena Corona
Sehari-hari mengurus jenazah pasien Covid-19 membuatnya harus mengenakan alat pelindung diri (APD).
Seolah tak kenal lelah, Mul selalu mengerjakan tugasnya memakamkan jenazah.
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta Pristiawan Buntoro menduga Mul terpapar bukan karena tugasnya selama di posko.
"Kalau tertularnya dari mana saya juga tidak berani menyimpulkan karena sejak 31 Juni sudah sibuk dengan ketugasan beliau, yang pasti kita dalam kaitannya preventif memastikan beliau tidak terpapar dari posko," ucapnya, saat dihubungi, Rabu (23/9/2020).
Baca juga: Ganjar Dorong Pemberian Insentif untuk Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19
Mul merupakan sosok yang tidak terlupakan di dalam tim karena dirinya banyak berbagi ilmu dengan relawan lain.
Salah satu ilmu yang dia bagikan ialah tentang kimia biologi radiasi (KBR).
"Beliau bergabung dengan Aman Nusa Progo, satgasnya Polda DIY. Di dalamnya berisi anggota kepolisian. Salah satu unsurnya Kimia Biologi Radiasi (KBR) milik Brimob beliau bergabung pada satuan itu. Lalu diperbantukan," ujar dia.
Mul juga memberikan sumbangsih dalam pembuatan zona dekontaminasi yang ada di Tim Reaksi Cepat (TRC).
"Termasuk stasiun dekontaminasi adalah sumbangsih dari beliau, sejak tanggal 30 satgas Aman Nusa Progo ada perpindahan, Pak Mul ada proses mutasi tidak lagi ikut dalam posko," tutur dia.
"Jadi intinya adalah bahwa kami bersaksi beliau orang baik banyak meninggalkan ilmu," lanjut Pristiawan.
Baca juga: Bripka Christin Ditabrak Wakil Bupati Yalimo hingga Tewas, Polisi: Terbentur Keras di Leher
Komandan Brimob Polda DIY Kombes Pol Imam Suhadi menceritakan bahwa Mul adalah sosok berintegritas.
Seringkali Mul tak kenal waktu hingga tak punya jam istirahat.
"Kalau saat menyemprot disinfektan itu sering diberi uang rokok sama pemilik tempat yang disemprot, tetapi beliau selalu menolak. Ya, beliau luar biasa dedikasi sama kesatuan luar biasa. Bahkan terlalu baik pada masyarakat. Sehingga kadang-kadang tidak lihat kondisi badan," ucapnya.
Baca juga: Berawal Serangga Masuk Mata, Kakek La Mauria Kini Tak Bisa Melihat
Dari Brimob, Mul sempat dipindahtugaskan ke Sabhara dan Samapta agar bisa beristirahat.
Tetapi ternyata Mul diam-diam masih sering ikut serta kegiatan relawan.
"Sempat saya istirahatkan, saya pindahkan ke Sabhara sama Samapta. Tapi kadang beliau tanpa sepengetahuan kita masih berhubungan relawan," katanya.
Imam juga menjelaskan bahwa anggota keluarga Mul kini juga terpapar Covid-19.
"Iya positif Covid terakhir kan di rumah sakit pakai ventilator itu. Kebetulan keluarganya anak istrinya juga kena sekarang dirawat di rumah sakit," tutur dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.