Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es di Musim Pancaroba, BMKG Imbau Warga Hati-hati Saat Berkendara

Kompas.com - 24/09/2020, 09:37 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Bandung mengimbau warga agar berhati-hati saat terjadi hujan lebat dan disertai hujan es.

Menurut Kepala BMKG Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya, butiran es yang turun saat hujan deras di Kota Cimahi dan sejumlah wilayah di Bandung Raya itu berukuran sebesar bola kelereng dan lebih kecil.

Warga yang sedang berkendara di jalan raya diminta hati-hati dan segera berteduh.

"Kami imbau warga berhati-hati saat melintas ketika hujan deras dan hujan es terjadi," kata Tony.

Baca juga: Fenomena Hujan Es di Kota Cimahi, Ini Penyebabnya

Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Rancabungur, Yuli (28), hujan es terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.

Es yang jatuh dari langit berbentuk butiran seukuran kelereng kecil itu berlangsung sekitar 15 menit.

"Hujan es, pantes gedebag-gedebug di atap rumah," ucap Yuli menirukan saat dirinya terkejut mendengar tetesan air hujan yang berbeda dari sebelumnya.

Baca juga: Video Viral Ibu Mengamuk Bawa Pisau di Kantor Disdukcapil, Diduga Ditipu Calo E-KTP

Masuki musim pancaroba

Ilustrasi cuaca ekstremShutterstock Ilustrasi cuaca ekstrem

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Bogor, Asep Firman Ilahi, menjelaskan, hujan es sering terjadi di masa pancaroba.

Fenomena itu terjadi saat memasuki musim pancaroba karena dipicu faktor orografis yang menyebabkan awan Comulunimbus berpotensi tumbuh.

"Tapi baru sekarang skala pertumbuhan di wilayah yang terdampak hujan es begitu luas dan masif. Jadi ya ini bisa dibilang yang pertama terjadi karena meliputi area yang cukup luas," ujar Asep saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020) malam.

Baca juga: BMKG: Hujan Ekstrem Terjadi di Bogor

Berpotensi memicu bencana

ilustrasi cuacaBMKG.go.id ilustrasi cuaca

Selain hujan es, cuaca ekstrem di masa pancaroba juga berpotensi memicu terjadi banjir bandang, pohon tumbang dan petir yang menyambar.

"Hujan ekstrem ditandai dengan hujan lebat dengan intensitas lebih dari 100 mm/hari. Hujan juga biasanya disertai dengan angin kencang dan petir, bahkan terjadi hujan es," ungkap dia.

Untuk itu, Asep meminta warga untuk berhat-hati saat beraktivitas di luar rumah ketika terjadi cuaca ekstrem.

Baca juga: BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Hujan Ekstrem hingga April 2020

Sementara itu, hujan es kali ini, kata Asep, terjadi di 12 kecamatan.

"(Terjadi di) 7 kecamatan di Kabupaten Bogor, sedangkan Kota Bogor terjadi di 5 kecamatan," ungkap dia. Hail atau yang biasa disebut hujan es terjadi karena uap air terkondensasi melebihi titik jenuh.

(Penulis: Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor: Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com