Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Gaduh di Atap, Rupanya Hujan Es Sebesar Kelereng di Bogor, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 24/09/2020, 07:19 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Terjadi di 12 kecamatan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjelaskan bahwa hujan es sebetulnya sering terjadi.

Penyebabnya ialah faktor orografis yang menyebabkan awan Comulunimbus berpotensi tumbuh.

"Tapi baru sekarang skala pertumbuhan di wilayah yang terdampak hujan es begitu luas dan masif. Jadi ya ini bisa dibilang yang pertama terjadi karena meliputi area yang cukup luas," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Bogor, Asep Firman Ilahi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020) malam.

Hujan es kali ini, kata Asep, terjadi di 12 kecamatan.

"(Terjadi di) 7 kecamatan di Kabupaten Bogor, sedangkan Kota Bogor terjadi di 5 kecamatan," ungkap dia.

Hail atau yang biasa disebut hujan es terjadi karena uap air terkondensasi melebihi titik jenuh.

Baca juga: Heboh Awan Gelombang Tsunami di Meulaboh, BMKG: Bisa Timbulkan Angin Kencang dan Hujan Es

Masa pancaroba

Ilustrasi hujan.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Ilustrasi hujan.
Asep menjelaskan, hujan es juga merupakan penanda peralihan musim kemarau ke penghujan, atau pancaroba.

Pada masa pancaroba, kata Asep, sering terjadi cuaca ekstrem.

"Hujan ekstrem ditandai dengan hujan lebat dengan intensitas lebih dari 100 mm/hari. Hujan juga biasanya disertai dengan angin kencang dan petir, bahkan terjadi hujan es," ungkap dia.

Maka BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada ketika berkegiatan di luar rumah, terutama ketika berada di tepi sungai.

Beberapa potensi bencana yang bisa muncul, yakni banjir bandang, pohon tumbang dan petir yang menyambar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor: Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com