Masing-masing temannya memiliki peran tersendiri dalam pengembangbiakan dan bisnisnya.
“Ada yang membantu mengawasi ikan dan ada yang membantu memasarkan di media sosial,” jelas Arnov.
Tampak di halaman depan rumah pemuda itu dipajang puluhan iklan cupang yang berkualitas.
Sementara di samping kanan rumahnya terdapat ratusan ember plastik yang tersusun rapi berisi ikan cupang dewasa.
Arnov juga memanfaatkan lahan di belakang rumahnya untuk mengembangbiakkan ikan cupang.
Pria ini juga meminjam halaman rumah kakeknya khusus untuk pengembangbiakkan ikan cupang jenis giant lantaran tidak tidak ada lagi lahan kosong yang tersisa di rumahnya.
Memasuki enam bulan masa pandemi, Arnov merasakan peminat ikan cupang makin banyak dan di luar perkiraan.
Rata-rata yang ingin memelihara ikan cupang adalah warga yang terkena dampak bekerja di rumah selama masa pendemi belum berakhir.
Cupang giant paling banyak diminati
Selama pandemi berlangsung, ikan cupang jenis giant paling banyak diminati warga. Hal itu terbukti dari banyaknya warga yang memburu koleksi cupang jenis ini.
Banyaknya warga ingin memelihara ikan cupang, selain mengisi waktu selama berada di rumah, memelihara cupang juga menjadi hiburan tersendiri.
“Apalagi menariknya ikan cupang dapat displaynya harus satu-satu. Jadi satu tempat satu ikan,” kata Arnov.
Arnov sendiri lebih tertarik ikan cupang jenis giant karena panjangnya bisa mencapai sembilan sentimeter dalam waktu lima bulan.
Memasuki masa pandemi, banyak warga yang membeli ikan cupangnya via online.
Selain menjual secara langsung, Arnov menawarkan ikan cupang koleksinya via media sosial di Facebook dan Instagram dengan nama akun sehidupsecupang.