Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Fakta Terkini Banjir Bandang Sukabumi | IDI Anggap Hasil Rapid Test Palsu

Kompas.com - 23/09/2020, 06:15 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, menyebabkan banjir bandang pada Senin (21/9/2020).

Dari data yang dihimpun, sedikitnya ada empat desa di kabupaten tersebut yang terkena dampak cukup parah.

Keempat kampung tersebut di antaranya adalah Kampung Cipari Desa Cisaat, Kampung Cibuntu Desa Pasawahan, Kampung Nyangkowek dan Kampung Lio Desa Mekarsari.

Akibat musibah itu, selain menyebabkan rumah warga rusak juga dilaporkan dua orang hanyut terbawa banjir.

Sementara di Sulawesi Selatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyayangkan sikap Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin yang hanya memilih rapid test daripada tes swab.

Padahal, Rudy sebelumnya diketahui sempat kontak dengan Ketua KPU RI Arief Budiman yang dinyatakan positif Covid-19.

Menurut Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin, seharusnya Rudy melakukan tes swab dan menjalani isolasi mandiri.

Sebab, hasil rapid test tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan orang positif atau tidaknya terjangkit corona.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Fakta terkini banjir bandang Sukabumi

Petugas membersihkan endapan lumpur di lokasi terdampak banjir bandang di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/9/2020). Banjir bandang karena hujan deras tersebut mengakibatkan satu rumah warga terseret arus dan dua orang dilaporkan hilang terbawa arus. ANTARA FOTO/Iman Firmansyah/agr/pras.Iman Firmansyah Petugas membersihkan endapan lumpur di lokasi terdampak banjir bandang di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/9/2020). Banjir bandang karena hujan deras tersebut mengakibatkan satu rumah warga terseret arus dan dua orang dilaporkan hilang terbawa arus. ANTARA FOTO/Iman Firmansyah/agr/pras.

Sejumlah desa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilanda banjir bandang pada Senin (21/9/2020).

Akibat musibah itu rumah warga porak-poranda. Bahkan, dua orang warga dilaporkan hanyut terbawa banjir.

Dari data sementara yang dihimpun Kompas.com, ada empat desa yang mengalami dampak cukup parah.

Keempat desa itu antara lain Kampung Cipari Desa Cisaat, Kampung Cibuntu Desa Pasawahan, Kampung Nyangkowek dan Kampung Lio Desa Mekarsari.

Hingga saat ini petugas masih berupaya melakukan evakuasi terhadap warga terdampak.

Baca juga: Fakta Terkini Banjir Bandang Sukabumi, Pabrik Aqua Terendam dan 2 Warga Hanyut

2. Hasil rapid test palsu

Humas IDI Makassar, Wachyudi MuchsinIstimewa Humas IDI Makassar, Wachyudi Muchsin

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti sikap Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin yang enggan untuk melakukan tes swab.

Padahal, Rudy sebelumnya sudah melakukan kontak dengan Ketua KPU RI Arief Budiman yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.

Meski orang nomor satu di Kota Makassar tersebut sudah melakukan rapid test, namun hal itu dianggap tidak akurat.

Sebab, hasil rapid test tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan orang tersebut terjangkit atau tidaknya Covid-19.

“Hasil rapid test positif maupun negatif itu semua palsu dan alat itu bukan rekomendasi IDI. Harusnya, pak Pj Wali Kota Makassar setelah bertemu dengan orang yang terkonfirmasi positif langsung melakukan isolasi mandiri dan melakukan tes swab,” kata Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin saat dikonfirmasi, Senin (21/9/2020).

Baca juga: “Hasil Rapid Test Positif Maupun Negatif Itu Semua Palsu dan Alat Itu Bukan Rekomendasi IDI

3. Bupati Berau Meninggal karena Covid-19

Bupati Kabupaten Berau, H Muharram.Istimewa Bupati Kabupaten Berau, H Muharram.

Bupati Berau H Muharram dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (22/9/2020) sore.

Ia meninggal setelah 13 hari dirawat di RS Pertamina Balikpapan.

Dari hasil uji laboratorium, almarhum meninggal akibat Covid-19.

Kondisinya diperparah karena juga menderita penyakit jantung dan diabetes.

Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Eddy Iskandar saat dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut.

Menurutnya, kondisi almarhum sempat membaik. Namun pada sore hari tadi diketahui langsung turun drastis.

“Awalnya sempat membaik tapi sore tadi kondisi memburuk hingga terhenti napas,” ungkapnya.

Baca juga: 13 Hari Dirawat karena Positif Covid-19, Bupati Berau Meninggal Dunia

4. Oknum polisi lalu lintas cabuli gadis ABG

Ilustrasi Polisi KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Polisi

Oknum polisi dari Satuan Lalu Lintas Polresta Pontianak berinisial DY ditetapkan tersangka.

Pelaku diduga tega mencabuli anak gadis berusia 15 tahun pelanggar lalu lintas.

Penetapan tersangka yang dilakukan polisi tersebut berdasarkan sejumlah bukti. Di antaranya hasil visum korban.

Dari hasil pemeriksaan, pelaku juga sudah mengakui perbuatannya.

Adapun alasannya melakukan perbuatan bejat itu karena tak kuat menahan nafsu saat melihat tubuh korban.

"Waktu diperiksa, dia bilang ketika ditilang, dia lihat tubuh korban dan langsung nafsu," kata Kasatreskrim Polresta Pontianak AKP Rully Robinson Polii kepada Kompas.com, Selasa (22/9/2020).

Baca juga: Polisi yang Cabuli Gadis ABG Pelanggar Lalu Lintas Mengaku Tergiur Tubuh Korban

5. Curhat ibunda Laeli, pelaku mutilasi

DAF (26) alias Fajri dan LAS (27) alias Laeli Atik tersangka kasus mutilasi saat ditemui Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana . Keduanya adalah pelaku pemerasan dan pembunuhan terhadap Rinaldi Harley Wismanu.WARTA KOTA/Angga Bhagya Nugraha DAF (26) alias Fajri dan LAS (27) alias Laeli Atik tersangka kasus mutilasi saat ditemui Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana . Keduanya adalah pelaku pemerasan dan pembunuhan terhadap Rinaldi Harley Wismanu.

M (58) merasa syok setelah mendapat kabar jika putrinya menjadi pelaku mutilasi terhadap korban Rinaldi Harley Wismanu di Jakarta pada 9 September 2020 lalu.

Ia tak menyangka, putrinya dapat berbuat keji seperti itu terhadap korban.

Sebab, selama ini anaknya tersebut dianggap sebagai orang yang penurut dan berprestasi saat masih di sekolah.

Menyikapi hal itu ia hanya bisa pasrah dan berusaha tetap tegar.

"Bapak bahkan masih terus menangis. Tidak pernah sanggup menonton TV," kata sang ibu.

Baca juga: Curhat Ibunda Laeli, Pelaku Mutilasi Kalibata City: 1,5 Tahun Hilang Kabar, Kini Tak Henti Menangis

Sumber: Kompas.com (Penulis : Tresno Setiadi, Hendra Cipta, Zakarias Demon Daton | Editor : Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Setyo Puji, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com