Air Swadaya yang Digunakan Warga Sehari-hari terdampak
Dampak air bercampur abu vulkanik, juga dirasakan oleh warga Dusun Sawungan, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.
Air yang biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari menjadi keruh.
Salah satu warga Dusun Sawungan, Dika Prasetyo (33) mengatakan sekitar tahun 2000 warga memiliki inisiatif untuk membuat tampungan air swadaya.
"Memanfaatkan mata air di Kali Kuning, lalu dibuat bak penampungan untuk kebutuhan warga. Jadi dari bak, air disalurkan melalui pipa ke rumah-rumah warga," ucapnya.
Pembangunan bak dan pipa hasil dari swadaya masyarakat dusun Sawungan.
Air tersebut digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hingga untuk keperluan perikanan.
"Ya untuk MCK, kalau minum tidak. Terus juga untuk perikanan juga," bebernya.
Baca juga: Ramai Hiu Paus Terdampar di Pantai Congot, Yogyakarta, Ini Penjelasan BKSDA
Menurutnya, pada Agustus 2020, air yang mengalir dari pipa ke rumah warga tidak seperti biasanya. Air berubah jadi putih.
"Warnanya itu berubah putih seperti gamping itu. Sempat tidak mengalir juga selama tiga hari," urainya.
Melihat hal itu, paguyuban pengelola air bersih Dusun Sawungan kemudian mengecek ke sumber mata air.
Ternyata mata airnya juga sudah berubah warna.
"Dicek ternyata dari aliran tambang. Pipanya itu tersumbat endapan blotong karena masuk ke pipa," ungkapnya.
Namun saat ini air sudah kembali mengalir seperti biasa. Air yang ke rumah warga juga tidak lagi berwarna putih.
"Kalau sekarang ini sudah normal kembali," tegasnya.