Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Orang Terjangkit Covid-19 karena Arisan RT, Warga "Diusir" Saat Kerja di Sawah

Kompas.com - 22/09/2020, 10:17 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com – Uji swab Covid-19 kembali dilakukan hingga hari ini di salah satu RT pada Pedukuhan Tlogolelo, Kalurahan (Desa) Hargomulyo, Kapanewon (Kecamatan) Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akhir pekan lalu, sebanyak 30 orang menjalani tes usap tenggorokan.

Warga masih menunggu hasilnya.

"Hari ini kembali ada enam (swab). Kami berharap hasilnya negatif," kata anggota Satgas Penanganan Covid-19 Hargomulyo, Taufik Aji, via telepon, Senin (21/9/2020).

Baca juga: Arisan RT Digelar, 16 Orang Positif Covid-19

Tlogolelo mengejutkan banyak pihak. Salah satu RT di dalamnya menggelar kegiatan arisan yang diduga jadi awal penularan corona pada 16 orang di satu blok tersebut. Mayoritas memang pasien tanpa gejala (PTG).

Mereka sempat menjalani isolasi mandiri di rumah lantaran rumah sakit rujukan Covid-19 sudah melebihi kapasitas.

Seiring waktu dan kesembuhan pasien RS, warga yang tadinya melakukan isolasi mandiri pun bisa menjalani isolasi di RS.

Taufik menilai, warga setempat cukup sigap, baik membantu maupun melakukan pengawasan.

Namun, isolasi mandiri tentu tidak mudah. Terlebih lagi, bila jumlahnya sangat banyak seperti salah satu RT di Tlogolelo ini.

Tantangan muncul dari tetangga wilayah. Warga yang bersebelahan wilayah ada yang menunjukkan penolakan, meminta warga di wilayah tertular untuk libur ke sawah, hingga ada toko yang meminta karyawan yang berasal dari Tlogolelo untuk libur sementara waktu.

Taufik mengungkapkan, hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi mengingat bisa diselesaikan lewat musyawarah dan mufakat. Oleh karenanya, ia berharap ada campur tangan pemerintah.

"Sudah muncul penolakan dari warga. Seperti halnya sempat terjadi 'pengusiran' di sawah oleh warga lain pedukuhan yang beda kecamatan. Mereka (sementara) tidak boleh melakukan kegiatan di situ. Karena itu, kami mengharap bantuan dari kabupaten bisa mediasi hal tersebut,” kata Taufik.

Baca juga: Plt Kadis Kesehatan Sultra Umumkan Dirinya Positif Corona, Kondisinya Stabil

Kerumitan pengawasan isolasi mandiri tidak hanya itu. Warga masih saja bertemu dengan penderita yang ngeyel.

"Ada (PTG) yang sempat keluar lewat jalan kebun belakang, sepedanya dituntun. Katanya mau jualan ayam di pasar. Untung kami tahu dan mengingatkan, lantas dia kembali. Setelah lama, kemarin ketemu di jalan provinsi arah Purworejo naik sepeda. Katanya, habis nyari obat karena tidak enak badan," kata Taufik.

Karena banyak kerumitan yang dihadapi warga, ia berharap mereka yang telah dinyatakan positif bisa segera diisolasi di rumah sakit. Rumah sakit sendiri tengah kelebihan kapasitas. Namun, bila di tengah warga malah akan lebih sulit lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com