Mengenai pemasaran, Nana mengaku sudah memiliki pasar.
Dia mengirim pepaya tersebut ke Cirebon.
"Permintaan seminggu 15 ton," kata Nana.
Pemberdayaan anak muda
Anggota Kelompok Tani Itikurih ada 30 orang.
Dari jumlah tersebut, 50 persennya merupakan anak muda.
"Anak muda itu awalnya berdagang. Usahanya kena imbas Covid-19, saya ajak ke sini," kata Nana.
Baca juga: Viral Chat WhatsApp Warga di Semarang Ingin Menularkan Covid-19, Ini Penjelasannya
Kini mereka tetap berjualan, namun waktunya tidak seharian penuh. Mereka setengah hari berjualan dan setengah hari lagi berkebun.
"Dagang sambil berkebun. Ada tambahan penghasilan," kata Nana.
Ubah tanah kering jadi produktif
Kepala Desa Selamanik Dodi Herdiawan mengatakan, pemerintah desa berkewajiban melindungi masyarakat, khususnya di bidang perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, dia memperbolehkan warga untuk menggunakan tanah carik desa untuk ditanam sayuran atau buah-buahan.
Awalnya, kata Dodi, lahan carik itu merupakan lahan tidak produktif.
Kini, setelah dikelola warga melalui kelompok tani, lahan itu bisa menghasilkan.
Sebenarnya, Dodi sudah tiga tahun lalu mengajak warga meningkatkan perkonomian kemasyarakatan.
Salah satu caranya dengan memanfaatkan lahan carik maupun pekarangan rumah untuk ditanami sayuran.
Untuk pembinaan warga, Dodi menggandeng ketua RT, RW, tokoh masyarakat dan ulama.