Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Belajar Tatap Muka di Pesantren yang Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19...

Kompas.com - 19/09/2020, 16:25 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Suasana Pondok Pesantren Annuriyah di Desa Kaliwining, Kecamatan Rampibupuji, tak terlihat begitu ramai pada Sabtu (19/9/2020). Para santriwati sedang bersiap mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Di sana, ada Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang lokasinya terletak di dalam lingkungan pesantren. Para santriwati cukup berjalan kaki sekitar 50 meter.

Ada sekitar 360 santriwati di pesantren tersebut.

Naila Fauzia, siswi kelas VII B MTs sudah siap berangkat ke sekolah. Dia bersama teman-temannya harus memakai masker dan membawa hand sanitizer.

Mereka juga berangkat secara bergiliran. Tiba di sekolah, mereka harus cuci di tempat yang sudah disediakan di halaman sekolah.

“Semua harus lengkap, terutama masker dan hand sanitizer,” kata Naila kepada Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Pulang Kunjungi Kakek yang Sakit, 13 Orang dalam Satu Keluarga Positif Covid-19

Sementara itu, sejumlah guru sudah menunggu di depan pintu kelas, mereka memegang thermometer.

Siswa yang memiliki suhu tubuh di bawah 37 derajat celcius diizinkan masuk. Di dalam kelas, mereka duduk di bangku yang berjarak sekitar satu meter.

Satu kelas berisi 20 siswi. Jumlah itu lebih sedikit dibanding jumlah sebelum pandemi, yakni 30 orang.

Karena dibatasi, pelajar yang tak mendapatkan kursi dipindahkan ke laboratorium.

Pesantren memberlakukan aturan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat. Sanksi yang tak memakai masker dan cuci tangan akan mendapatkan sanksi menyapu pesantren.

“Aturannya ketat, harus jaga jarak dan rajin cuci tangan harus disiplin,” tambah Naila.

Tak hanya itu, para santriwati dituntut saling mengingatkan. Naila mengaku kesulitan pada tahap pembiasaan penerapan protokol pencegahan Covid-19.

Namun karena sudah menjadi aturan, akhirnya terbiasa dengan sendirinya.

“Kami juga pulang lebih awal sekarang, sekitar jam 12.00 WIB,” tambah Melia Ulya Dini, siswi kelas X IPA MA Annuriyah.

Pulang dari sekolah, para santriwati diwajibkan mencuci tangan dan mengganti pakaian saat tiba di asrama.

Setelah itu, mereka istirahat untuk mengkuti kegiatan pesantren pada sore hingga malam hari.

Baca juga: Anak Perempuan Positif Covid-19 Bikin Video Tiktok, Gugus Tugas: Dia Jadi Inspirasi Pasien Lain

“Orangtua kami juga tidak boleh masuk pesantren, tapi cukup dari luar,” ucap dia.

Salah satu guru di MTs Annuriyah, Rini Nafi Anggraini mengatakan, proses belajar mengajar tatap muka dilakukan dengan protokol ketat. 

Seluruh guru juga diwajibkan mematuhi aturan, khususnya yang berdomisili di luar pesantren.

“Kami mengajar juga harus pakai masker, kelas juga disemprot disinfektan,” jelas dia.

Rini tak ingin justru guru yang menularkan Covid-19. Untuk itu, sebelum mengajar, harus memastikan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Para santriwati Ponpes Annuriyah Jember saat mengikuti kegiatan pembelaran tatap muka di  MTs BAGUS SUPRIADI/KOMPAS.COM Para santriwati Ponpes Annuriyah Jember saat mengikuti kegiatan pembelaran tatap muka di MTs
Kesadaran bersama

Pesantren Annuriyah sudah menerapkan pembelajaran tatap muka sejak kebijakan new normal. Santriwati kembali ke pondok pesantren setelah menjalani rapid test.

Mereka yang non-reaktif, bisa kembali dan tinggal di pesantren.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annuriyah Shoutul Azkiya menjelaskan, kegiatan belajar tatap muka sudah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Jember.

“Semua aturan pencegahan Covi9-19 kami terapkan,” jelas dia.

Pertama, pihaknya mendisiplinkan para pengurus pesantren dan para guru. Kemudian kepada wali santri dan para santri itu sendiri.

Baca juga: Tujuh Warga Terkonfirmasi Positif Covid-19, Satu RT di Kulon Progo Diisolasi

Ia menilai, awalnya tidak mudah untuk menerapkan kebiasaan baru, seperti wali santri yang ingin mengunjungi anaknya.

“Butuh tiga hari untuk menyadarkan mereka, tapi sekarang sudah berjalan dengan baik,” tambah dia.

Wali santri hanya boleh menitipkan barang untuk anaknya melalui pengurus pesantren.

Selain itu, pelajar yang tidak menetap di pesantren, tidak diizinkan ikut kegiatan pembelajaran tatap muka. Mereka wajib mengikuti aktivitas belajar daring.

“Kami juga memberikan multivitamin bagi para santriwati,” ucap dia.

Menurutnya, seluruh pengurus pesantren dan para guru dituntut menjadi panutan dalam menerapkan protokol kesehatan. Pesantren membangun kesadaran bersama untuk mencegah penularan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com