Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Keluarga Miskin dan Cegah Stunting, Ini yang Dilakukan ITB di Sumedang

Kompas.com - 18/09/2020, 21:46 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Sebanyak 19 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki anak stunting dan masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian terhadap sesama, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SIHT) Institut Teknologi Bandung (ITB) mencoba membantu perekonomian 19 KK tersebut.

Bantuan yang diberikan berupa pelatihan budidaya jamur, panen, dan penanganan pasca-panen jamur.

Baca juga: Melihat Kehidupan Isolasi di Wisma Atlet, dari Order Makanan hingga Tangisan

Ketua Tim PPM SIHT ITB I Nyoman Pugeg Aryantha mengatakan, pelatihan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui diseminasi teknologi kultivasi jamur dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Sumedang.

Selain itu, hal ini sebagai pendorong bangkitnya kembali usaha ekonomi produktif pedesaan berbasis pengembangan potensi sumber daya lokal yang terdampak pandemi Covid-19.

"Ini sebagai bentuk kepedulian SITH ITB terhadap kondisi warga dan mendukung program yang telah dilaksanakan pemerintah di Kecamatan Rancakalong, Sumedang," ujar I Nyoman kepada Kompas.com usai kegiatan pelatihan di Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong, Kamis (17/9/2020).

Baca juga: Tidak Hafal Pancasila, Pria yang Tak Pakai Masker Ini Pilih Baca Al Fatihah

I Nyoman menuturkan, pada pelatihan ini pihaknya memberikan kiat bagaimana memulai usaha, dan juga cara untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok.

"Kami juga berikan bantuan berupa 400 buah baglog jamur," tutur I Nyoman.

I Nyoman menyebutkan, kegiatan pelatihan ini bersinergi dengan program yang dilaksanakan Pemerintah Kecamatan Rancakalong, melibatkan partisipasi tokoh masyarakat, dan iuran sukarela dari aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kecamatan Rancakalong.

"Target sasaran dari program pengabdian masyarakat ini menjadikan wilayah kecamatan ini menjadi model pemberdayaan untuk menangani masyarakat miskin dan anak stunting," sebut I Nyoman.

I Nyoman menambahkan, kegiatan pelatihan ini juga melibatkan pemuda karang taruna sebagai pelopor penggerak wirausaha muda.

Harapannya, ini dapat mendorong bangkitnya kembali usaha ekonomi produktif pedesaan yang berbasis pengembangan potensi sumber daya lokal.

Menurut I Nyoman, pada masa pandemi Covid-19 ini usaha ekonomi nyaris terhenti atau lumpuh.

"Kami berharap, nantinya masyarakat bisa menjadi tangguh, baik ekonomi rumah tangganya, dan kuat juga ketahanan pangannya. Kami juga berharap, nantinya terus dilakukan pembinaan dan pendampingan secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh stakeholder, baik dari kalangan akademisi, pelaku usaha, pemerintah maupun masyarakat," sebut I Nyoman.

Sementara itu, Camat Rancakalong Ili mengatakan, kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Tim PPM SITH ITB ini bersinergi dengan program Rancakalong Berbagi.

Adapun, tujuannya untuk membantu keluarga miskin dan anak stunting, melalui pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman sayuran dan ikan sebagai sumber gizi keluarga.

Ili meuturkan, melalui program Rancakalong Berbagi, pemerintah kecamatan telah memberikan bibit sayuran dan polybag, serta satu paket jamur 25 baglog.

"Komposisi yang kami berikan itu, satu orang penyuluh menjadi bapak asuh untuk 3 KK stunting. Totalnya sebanyak 19 KK," kata Ili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com