31 Orang di Pondok Pesantren Positif Covid-19, Klaster Penularan Baru di Kota Batu

MALANG, KOMPAS.com - Klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren muncul di Kota Batu.

Satgas Covid-19 Kota Batu mengumumkan 31 orang di Pondok Pesantren Al Izzah Kota Batu terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes swab.

Puluhan orang itu terdiri dari santri, pegawai, dan pengelola pondok pesantren.

Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batu M Chori menjelaskan, kasus Covid-19 di pondok tersebut pertama kali diketahui pada 23 Agustus 2020.

Saat itu, seorang santri berinisial H (14) menjalani tes swab secara mandiri dan dirawat di National Hospital Surabaya.

Baca juga: Resmikan Labkesda Surabaya, Risma: Warga Surabaya Bisa Tes Swab Gratis

Santri itu telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

"Pasien dinyatakan sembuh pada tanggal 28 Agustus 2020," kata Chori melalui keterangan yang disampaikan, Jumat (18/9/2020) malam.

Atas temuan itu, pengelola pondok pesantren melapor ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batu pada 30 Agustus 2020.

Pada 31 Agustus 2020, tim gugus tugas melakukan pelacakan kasus positif Covid-19 di pondok pesantren tersebut.

"Karena pertimbangan waktu pelaporan yang sudah cukup lama dari tanggal kasus terkonfirmasi, maka diputuskan untuk melaksanakan tes PCR pada seluruh santri dan pengelola pondok pesantran Al Izzah," jelasnya.

Gugus tugas dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengambil sampel swab pada 31 Agustus hingga 13 September 2020.

Sebanyak 748 orang di lingkungan pondok pesantren yang menjalani tes swab. 

"Dari 748 orang yang tes, didapatkan hasil 31 orang terkonfirmasi positif Covid-19," jelas Chori.

Baca juga: Pemprov Jatim akan Bangun RS Lapangan di Malang, Pemkot: Bisa Jadi Alternatif

Saat ini, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani karantina mandiri karena tergolong pasien tanpa gejala.

Karantina mandiri dilakukan di fasilitas pondok pesantren dnegan pengawasan Dinas Kesehatan provinsi dan Kota Batu bersama rumah sakit rujukan Covid-19.

Tidak hanya itu, santri, pegawai dan pengelola yang mengalami kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 juga menjalani karantina mandiri di lokasi terpisah.