KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir jumlah kasus pasien positif Covid-19 di Kabupaten Probolinggo meningkat drastis. Penambahan pasien konfirmasi Covid-19 didominasi karyawan pabrik.
Padahal menurut Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo Dewi Veronica, perusahaan tersebut sudah menerapkan protokol kesehatan.
Namun untuk penerapannya kurang benar seperti karyawan tidak bermasker dan berkerumun saat istirahat dan pulang kerja.
Baca juga: Lihat Saja Nanti, Jebol Salah Satu Pabrik Ini, Ada Ledakan Karyawan Positif Covid-19
Selain itu Vero menyebut banyak karyawan perusahaan yang masih menggunakan transportasi umum dan tak menerapkan protokol kesehatan saat perjalanan.
Vero juga mengatakan masih ada perusahaan di Probolinggo yang belum memiliki standar operasional prosedur saat menerapkan protokol kesehatan.
"Tidak kalah pentingnya adalah menjaga kebersihan di lingkungan tempat kita bekerja, antara lain saling mengingatkan untuk rutin membersihkan tempat kerja dengan cairan disinfektan."
"Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala. Pakai hand sanitizer jika tidak ada air. Mengganti rutinitas berjabat tangan dengan tos menggunakan siku dan rutin membersihkan handphone," kata Vero.
Baca juga: Pegawai Kena Covid-19, Pabrik Khong Guan Tutup Sementara Gedung Pengemasan
"Lihat saja nanti. Jebol salah satu pabrik ini, akan ada ledakan jumlah penambahan karyawan positif Covid-19," kata Ugas, saat ditemui di kegiatan penegakan hukum pelanggar Covid-19 di alun-alun Kraksaan Jumat (18/9/2020).
Ugas mengatakan, Satgas merasa kesulitan memantau langsung ke dalam pabrik karena prosedur untuk masuk pabrik sangat ketat. Selain itu Ugas menjelaskan jika sejumlah pabrik besar tertutup kepada Satgas.
Baca juga: Banyak Pabrik Jadi Klaster Covid-19, Ini Tanggapan Pengusaha
Padahal untuk mengantisipasi ledakan karyawan terpapar Covid-19, Ketua Pelaksana Satgas Covid-19 Probolinggo telah mengeluarkan surat edaran agar setiap perusahaan melakukan rapid test Covid-19 kepada karyawan mereka.
Tetapi tidak semua perusahaan melakukan hal itu.
Bahkan menurut Ugas, perusahaan yang telah melakukan tes swab menyimpan hasil tes swab dan tidak melapor ke Satgas.
Ia menjelaskan jika ada 20-30 karyawan sebuah pabrik positif corona, lalu kontak erat dan temannya di-swab, mustahil jumlahnya tidak bertambah.
Baca juga: Pegawai Pabrik YKK Depok Positif Covid-19, Gugus Tugas: Unit Produksi Ditutup Sepekan
Perusahaan di Problinggo, menurut Ugas, baru terbuka saat terjadi lonjakan jumlah karyawan yang positif Covid-19.
Jika diketahui ada pabrik yang jumlah karyawan positif Covid-19 melebih batas normal, Ugas menegaskan Satgas akan mengambil langkah terakhir yakni melakukan lockdown terhadap pabrik tersebut.
Lambatnya beberapa pabrik melakukan tindakan pencegahan penularan corona di perusahaannya, kata dia, karena pihak pabrik masih memikirkan dampaknya.
Baca juga: Pabrik Jadi Klaster Covid-19, Pengusaha Minta Pemerintah Hati-hati Beri Sanksi
"Contoh, salah satu pabrik rokok awalnya kan tertutup. Tapi, mereka berpikir lagi, daripada menanggung risiko besar dengan tidak berjalannya perusahaan dikarenakan seluruh karyawan terjangkit, akhirnya pabrik itu melakukan lockdown. Kalau karyawan sakit semua, tidak bisa jalan pabriknya," ujar Ugas.
Rencananya Satgas Covid-19 akan segera melakukan operasi yustisial ke pabrik-pabrik untuk mencegah penyebaran Covid-19 di klaster pabrik.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.