Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Satpol PP Minta Maaf 6 Mahasiswa Terluka Saat Demo di Kantor Bupati Bogor

Kompas.com - 18/09/2020, 16:34 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa mengalami kekerasan oleh aparat keamanan saat melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang Kantor Bupati Bogor, Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (17/9/2020) sore kemarin.

Massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini terlibat bentrokan dengan personel Satpol-PP Kabupaten Bogor. Akibatnya, sekitar enam mahasiswa yang mengalami luka di pelipis, bahu dan tangan, karena mendapatkan pukulan hingga tendangan dari oknum Satpol PP.

Menanggapi hal itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor Agus Ridho menyampaikan permintaan maaf atas tindakan represif yang dilakukan anggotanya saat mengamankan demo.

Baca juga: Demo di Kantor Bupati Bogor, Mahasiswa HMI Kecewa Tindakan Represif Satpol PP

"Tentunya prihatin atas kejadian kemarin, karena hal itu mestinya tidak perlu terjadi dan itu sebetulnya juga saling bisa menahan diri, kemudian dari lembaga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu. Mudah-mudahan hal ini tidak terulang lagi," ungkap Ridho di Cibinong, Jumat (18/9/2020).

"Paling penting saya mohon maaf kepada masyarakat, dalam PSBB ini seharusnya kita perang melawan Covid-19 tapi malah disibukan dengan persoalan ini," imbuh dia.

Kendati demikian, Agus dengan tegas tidak membenarkan aksi unjuk rasa tersebut karena mengundang kerumunan dan tanpa protokol kesehatan.

Baca juga: Mahasiswa HMI Protes Sikap Represif Satpol PP, Ini Kata Wakil Bupati Bogor

Terlebih, di tengah pemberlakuan PSBB Pra Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) berdasarkan Perbup No. 60/2020 disebutkan bahwa aksi demonstrasi jelas tidak diperkenankan.

"Demo sebetulnya belum boleh karena memang berdasar Perbup masih dalam keadaan PSBB," ujar dia.

Mengenai kronologi, Agus mengaku tidak bisa menyampaikan secara ril karena kasus ini telah ditangani kepolisian.

Yang jelas, kata dia, prinsipnya Satpol-PP melakukan pengamanan saat aksi unjuk rasa berlangsung di lapangan.

"Banyak dinamika terkadang emosi tak tertahan karena suasana dan lain sebagainya, bisa dipahamilah. Soal izin aksi tersebut memang belum ada izin karena polres belum izinkan tapikan sebetulnya kemarin kita masih mencoba untuk bertahan. Tapi ya kejadian seperti ini," ungkap dia.

 

Lebih lanjut dia menyebut bahwa sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman secara internal terhadap insiden yang melibatkan Satpol-PP Kabupaten Bogor.

Dia pun berjanji akan menyampaikan secepat mungkin hasil dari investigasi internal terhadap oknum Satpol-PP yang terlibat.

"Kalau memang benar nanti kita akan proses dengan sanksi sesuai ketentuan internal kita, tentunya kalau dia PNS ada mekanisme sesuai aturan kalau non PNS aturan juga ada," tandasnya.

Sebelumnya, demo ricuh ini bermula ketika mahasiswa melakukan unjuk rasa terkait polemik dugaan maladministrasi proyek pembangunan di RSUD Leuwiliang.

Mereka menuntut agar proyek pembangunan yang bermasalah tersebut dihentikan untuk sementara waktu, karena banyak dugaan korupsi.

Namun, karena tak ada respons dari pemangku kebijakan, mereka akhirnya berusaha memaksa masuk.

Pada saat itu terjadi aksi saling dorong di pintu gerbang Kantor Bupati.

Tak berselang lama, sejumlah aparat dari Satpol PP ramai-ramai keluar dari dalam gerbang menghampiri mahasiswa.

Baku pukul antar keduanya pun tak terhindarkan sampai melebar ke jalan raya.

Hal itu membuat sejumlah pengendara berhenti sementara menyaksikan insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com