Koestomo telah banyak mencoba pengobatan alternatif untuk menyembuhkan istrinya, baik tindakan medis atau non-medis.
Namun, kondisi Rodiyah tak kunjung membaik hingga akhirnya mengalami kelumpuhan pada kaki dan tangan pada 2006.
Setelah mencoba berbagai pengobatan, bapak tiga anak itu memilih merawat istrinya di rumah.
"Kalau dihitung sejak gejala sakit, sekarang sudah 19 tahun. Saya gak bisa berpikir apa-apa lagi, Ini istri saya, apapun kondisinya akan tetap saya rawat," kata Koestomo.
Beberapa tahun setelah istrinya lumpuh, nasib serupa dialami anak sulungnya, Dwi Ayu Prasetya (28).
Baca juga: Dokter Aman di Malang Meninggal karena Covid-19, Diduga Tertular dari Pasien
Gejala yang dialaminya mirip dengan sang ibu. Dwi Ayu tetiba jatuh saat berjalan, tangannya juga kehilangan kekuatan saat memegang sesuatu.
Dwi Ayu, ungkap Koestomo, mulai mengalami ALS pada 8 tahun lalu.
Berbekal kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dimiliki, Koestomo membawa anaknya berobat ke RSUD Jombang dan RS dr Soetomo Surabaya.
Upaya berobat yang ditempuh Koestomo tidak berhenti di sana. Berbagai upaya non-medis coba dilakukan namun tidak membuahkan hasil.
Dari waktu ke waktu kondisi anaknya terus melemah dan lumpuh sejak 6 tahun lalu.
"Mulai dari gejala sampai sekarang ya sudah delapan tahun anak saya sakit. Sekarang gak bisa jalan," kata Koestomo.