UNGARAN, KOMPAS.com - Nurpitasari tak pernah membayangkan dirinya bisa menjadi mahasiswa dan mampu menyelesaikan kuliah. Kemampuan ekonomi orangtuanyalah yang menjadi alasan.
Orangtua Nurpitasari sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Ayahnya yang bernama Juman (50) setiap bulan hanya mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 500 ribu.
Sementara ibunya, Tumiah (43) bekerja sebagai pengasuh anak dan pembantu rumah tangga.
"Uang dari bapak dan ibu memang habis buat makan. Jadi saya sangat bersyukur bisa kuliah dan mendapat prestasi membanggakan," jelasnya saat dihubungi, Kamis (17/9/2020).
Baca juga: Bripda Krisma, Anak Pemulung yang Berhasil Jadi Polisi
Perempuan asal RT 18/RW 09 Banjarsari, Gubug, Cepogo, Kabupaten Boyolali ini kuliah di Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Jurusan D3 Keperawatan. Dia mengandalkan Beasiswa Bina Lingkungan.
Saat diwisuda pada Rabu (16/9/2020), Nurpitasari meraih predikat sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,70.
Dia mengaku selama kuliah banyak perjuangan yang dilalui.
"Saya masih punya adik, jadi akhirnya saya konsen kuliah dengan mencari tambahan biaya sendiri," jelasnya.
Nurpitasari sempat bekerja sebagai buruh pabrik selama tiga bulan.
"Memang kalau biaya kuliah gratis, tapi kalau ada tugas atau kegiatan yang membutuhkan biaya, saya tidak mungkin minta orangtua. Akhirnya bantu-bantu dosen, bisa buat fotocopy atau nge-print," papar Nurpitasari.
Baca juga: Kisah Ratnasari, Anak Pemulung yang Sekolah sampai Perguruan Tinggi...
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan