Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggar Protokol di Palembang Lebih Banyak Pilih Bayar Denda Ketimbang Sanksi Menyapu Jalan

Kompas.com - 17/09/2020, 15:00 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Sanksi sosial berupa mencabuti rumput dan menyapu jalan rupanya banyak juga ditolak oleh para pelanggar protokol kesehatan di Palembang, Sumatera Selatan.

Sebab, mereka lebih memilih untuk membayar uang denda sebesar Rp 100.000 ketimbang harus membersihkan jalan serta areal di sekitar pelataran Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Penegakkan Peraturan Perundang-undangan (PPUD) Satpol-PP Palembang Burdi Norma, Kamis (17/9/2020).

Baca juga: Seorang Pemuda di Palembang Nyaris Tewas Ditebas, Begini Ceritanya

Budi mengatakan, hingga saat ini mereka telah menangkap 80 orang yang melanggar protokol kesehatan sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwali) Palembang nomor 27 tahun 2020.

Namun, hanya 55 pelanggar yang menjalani sidang di tempat sementara 25 lain dikenakan sanksi teguran.

"Yang disidang ini juga lebih banyak memilih membayar denda dibandingkan harus mencabuti rumput atau menyapu jalan," kata Budi.

Budi mengatakan, para pelanggar yang membayar denda memiliki berbagai alasan beragam ketika terkena razia, mulai dari lupa membawa masker sampai mengaku tak mengetahui soal Perwali yang diberlakukan.

Baca juga: 23 Pegawai Reaktif Saat Rapid Test, PN Palembang Tutup 3 Hari

Meski demikian, mereka masih tetap diamankan dan menjalani sidang serta diberikan edukasi tentang bahaya Covid-19.

"Perawali ini diterbitkan agar masyarakat sadar dan bisa kembali produktif tapi harus mengikuti protokol kesehatan. Sekarang sudah 80 yang terkena razia dari pagi sampai siang, mungkin ini akan bertambah," ujarnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com