Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pembuat Kapal Pinisi di Bulukumba Beromzet Rp 10 Miliar, Pernah Ditipu Rp 180 Juta

Kompas.com - 17/09/2020, 14:07 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BULUKUMBA, KOMPAS.com - Abdul Asis (40), seorang pembuat kapal pinisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, sukses meneruskan usaha sang ayah.

Tak hanya mahir membuat kapal pinisi, Abdul juga pandai membuat kapal pesiar dan nelayan.

"Sejak kelas 6 SD sampai tamat SMA, saya sudah ikut sama ayah buat kapal pinisi. Orangtua sebenarnya meminta untuk kuliah, tapi saya tidak mau karena kondisi ekonomi nihil," ujar Abdul saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

Kapal pinisi hasil buatannya itu mampu terjual hingga ke Jepang, Australia dan Perancis dengan harga Rp 3 sampai 10 miliar.

"Dari penjualan kapal digunakan biaya sekolah anak serta kebutuhan sehari-hari," kata Abdul saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

Baca juga: 3 Fakta Kapal Pinisi dari Bulukumba, Ritual dan Pakai Tenaga Manusia

Abdul menuturkan, untuk pembuatan satu kapal pinisi sedikitnya menghabiskan ratusan kayu besi yang dipesan di Sulawesi Tenggara.

"Kalau satu kapal pinisi biasanya menggunakan 100 kubik kayu besi. Dan pembuatan kapal pinisi menghabiskan waktu satu sampai dua tahun," jelasnya.

Dia menceritakan, usaha pembuatan kapal pinisi tak selamanya berjalan mulus.

Kala itu, dirinya menjadi korban penipuan dari seorang pembeli asal Kabupaten Sinjai.

"Pernah tahun 1999 ada pembeli kapal dari Sinjai, kapalnya sudah diambil tapi uang Rp 180 juta tidak dibayar," ujarnya.

Baca juga: Kapal Pinisi yang Tenggelam di Labuan Bajo Milik Hotel Plataran

Dirinya tidak bisa melaporkan kasus penipuan tersebut ke polisi karena tidak ada perjanjian secara tertulis.

Selain menjadi korban penipuan, ia pernah kehabisan modal untuk membeli bahan baku.

"Tidak ada yang pesan kapal jadi tak ada pemasukan. Apalagi anak-anak butuh uang biaya sekolah. Akhirnya saya pinjam uang kepada tetangga," ungkapnya.

Kini hal tersebut mampu dilalui Abdul hingga kebanjiran pesanan kapal pinisi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com