Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tebe Berjuang Lawan Covid-19, Tertantang Seorang Kakek yang Sembuh dalam 7 Hari

Kompas.com - 17/09/2020, 09:02 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – TB Ardi Januar mematung sejenak. Ia membaca hasil tes swab yang dilakukannya: positif Covid-19.

Pria yang akrab disapa Tebe ini mencoba untuk tenang walau sesekali merasa bingung. Ia lalu mengontak beberapa orang yang akhir-akhir ini bertemu dengannya.

Ia menceritakan hasil tes swabnya agar teman-teman dan keluarganya menjalankan tes serupa. Dari hasil tesnya, istri dan sopirnya dinyatakan positif.

“Tiga anak gue yang gue peluk setiap hari negatif. Ibu gue yang gue sun tangan setiap saat, negatif. Temen-temen dan rekan kerja gue negatif,” ungkap Tebe menjawab pertanyaan Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Baca juga: Sempat Positif Covid-19, Bakal Calon Bupati Ngada Akhirnya Sembuh

Dari situ Tebe mengambil kesimpulan bahwa imunitas sangat penting untuk menangkal Covid-19. Ketika imunitas seseorang bagus, maka dia akan lebih kebal terhadap Covid-19.

Menuju Wisma Atlet

Sore harinya, sambil membawa koper berisi perlengkapan, Tebe meninggalkan rumahnya menggunakan ambulans sendirian.

Anak-anaknya tampak bersedih melambaikan tangan, dan hari itu seperti momen untuk perpisahan.

Sambil berusaha tetap tenang, Tebe membalas senyuman anaknya. Ia tak ingin terlihat sedih di hadapan mereka.

Begitu sampai di Wisma Atlet dan registrasi, ia menjalani berbagai pemeriksaan oleh para tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD).

Keesokan harinya, istrinya tiba di Wisma Atlet. Mereka tinggal di kamar yang sama. Awalnya ia menganggap ini musibah.

Namun lama-lama ia menganggapnya anugerah dan jalan untuk mengucap syukur kepada Allah.

“Bagaimana tidak bersyukur, dengan mata kepala sendiri, gue lihat ada seorang bapak datang ke Wisma Atlet sendiri pada sore hari, padahal istrinya baru meninggal dunia tadi pagi,” tutur dia.

Lalu ada seorang ayah negatif Covid-19 tapi harus menemani anaknya yang masih kecil karena positif.

Ada pula anak bayi yang masih menyusui dinyatakan positif dan harus ditemani ibunya yang negatif.

Ada pula seorang ibu yang harus dikucilkan tetangga karena Covid-19 melanda. Hari demi hari teman sesama pasien Covid-19 pun semakin bertambah.

“Ada tentara, birokrat, pengusaha, pedagang, karyawan, pensiunan, hingga anak-anak muda. Kami sampai membuat grup WA yang isinya pasien Covid-19 semua,” ungkap dia.

Obat

Di pekan pertama, ia dan istrinya diberikan 3 obat dan 1 vitamin. Pada hari ke delapan, hasil CT Tebe meningkat sehingga hanya diberi vitamin.

Namun istrinya masih rendah sehingga harus memium Avigan, obat keras yang tidak dianjurkan untuk orang yang mau hamil dalam waktu dekat.

Itulah mengapa, sebelum memberikan obat, dokter bertanya ada program hamil dalam waktu dekat atau tidak.

Sebagai ikhtiar lain, ia meminum madu, jahe, obat dengan disiplin. Ia pun mencoba ikhlas, tenang, istirahat yang cukup, dan tentunya semangat.

Sebab obat Covid-19 untuk OTG (orang tanpa gejala) seperti ia dan istrinya adalah diri sendiri.

Imun tubuh yang diperoleh dari faktor fisik dan psikis sangatlah penting. Termasuk manajemen stres sangat dibutuhkan.

“Gue harus sehat. Dari awal masuk sudah bertekad harus cepat sembuh dan ninggalin Wisma Atlet,” ucap dia.

Selama 20 hari di Wisma Atlet bukanlah waktu yang cepat. Ada kakek-kakek yang 7 hari sudah bisa pulang. Di situ, ia pun merasa tertantang. Masa kalah dengan kakek-kakek.

Namun ada pula yang 40 hari belum pulang. Bahkan ada yang sudah negatif dan pulang, kemudian balik lagi ke Wisma Atlet.

“Covid-19 bukan cacar air yang setelah kena lu nggak akan kena lagi. Jadi lu harus menjaga imun tubuh. Kalau dirasa lagi bagus, nggak usah beraktivitas. Hindari juga stres. Karena stres bisa memengaruhi imunitas,” kata dia.

Baca juga: Dua Bakal Calon Kepala Daerah di Kalsel Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Selama di Wisma Atlet dia memiliki banyak waktu dengan istrinya. Ia saling bertukar cerita, berjemur, jalan-jalan sekitar Wisma Atlet, atau sekadar menikmati matahari terbenam.

Semua yang diperolehnya selama di Wisma Atlet tidak dipungut biaya karena ditanggung APBN. Hingga akhirnya ia dan istrinya dinyatakan negatif dan bisa sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com