Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Hindu Semarang Rayakan Galungan dengan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 17/09/2020, 07:36 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tak menghalangi umat Hindu di Semarang, Jawa Tengah, melaksanakan sembahyang galungan dengan menerapkan protokol kesehatan di Pura Agung Giri Natha.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah petugas tampak selalu mengingatkan jaga jarak kepada umat agar tidak terjadi kerumunan.

Ratusan umat Hindu yang mengenakan busana adat didominasi warna putih itu seluruhnya telah memakai masker.

Mereka menjunjung sesajen (sesaji) yang disediakan pengelola saat hendak memasuki area persembahyangan.

Baca juga: Positif Covid-19 dari Klaster Rumah Makan di Semarang Jadi 22 Kasus

Di depan pintu masuk area Pura itu pun tampak ditandai dengan hiasan penjor-penjor yang indah.

Pandemi Covid-19 tak menghalangi umat Hindu melaksanakan sembahyang galungan.

Pengurus Pura Agung Giri Natha Made Sutapa mengatakan, perayaan Hari Suci Galungan ini dilaksanakan setiap 210 hari atau enam bulan sekali yang jatuh setiap Rabu Kliwon wuku Dungulan.

Hari Suci Galungan ini merupakan momentum peringatan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

"Perayaan kali ini, umat yang datang kita batasi 50 persen. Biasanya bisa menampung hingga 500 orang. Hari ini yang datang hanya sekitar 200-300an," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Baca juga: Ganjar Minta Pemkot Semarang Kembali Perketat Pergerakan Masyarakat

Karena digelar di tengah pandemi, kata dia, sembahyang galungan kali ini berbeda dari sebelumnya.

"Di area Pura kami telah menyiapkan tempat cuci tangan, umat juga dicek suhu tubuh menggunakan thermo gun. Jika ada yang badan kurang sehat khusus untuk lansia dan anak-anak sementara tidak diperbolehkan," katanya.

Umat Hindu yang hadir untuk bersembahyang pada Hari Suci Galungan tidak hanya dari Kota Semarang, namun ada juga dari Kendal, Demak, Purwodadi dan juga Jakarta.

"Kami mengatur waktu bersembahyang. Bagi umat yang terlambat bisa mengikuti gelombang kedua dengan cara sembahyang sendiri tanpa dipimpin oleh pemangku. Kebanyakan umat mengikuti gelombang pertama, karena dipimpin oleh pemangku supaya lebih khusyuk," ujarnya.

Dharma Wacana Komang Dipta mengungkapkan momentum Galungan semasa pandemi ini dapat mengajarkan manusia untuk selalu Eling lan Waspodo (ingat dan waspada).

"Perayaan semasa pandemi ini mengingatkan kita untuk selalu bersikap waspada yang dasarnya adalah sikap tenang. Kita harus bisa mengalahkan musuh kita yakni pikiran kita sendiri yang selalu menguasai diri. Maka kita harus berjuang bagaimana menghadapi pikiran kita sendiri," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com