Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mamalia Langka Penghuni Sungai Mahakam yang Terancam Punah karena Industri

Kompas.com - 16/09/2020, 12:07 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Upaya Pemprov Kaltim

Pemerintah Provinsi Kaltim mengaku tengah berusaha mengembalikan fungsi sungai sebagai habitat yang ramah bagi pesut.

“Tapi sungai mahakam ini kan kewenangan pusat,” ungkap Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, M Sabani.

Meski demikian, Pemerintah Provinsi Kaltim selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat pun penegak hukum untuk menekan pencemaran.

“Prinsipnya kita tetap beri sanksi tegas baik administrasi maupun pidana jika ada perusahaan yang terbukti mencemari,” tegas dia.

Baca juga: Bangkai Ikan yang Diduga Pesut Ternyata Porpoise

Sabani tak menampik lalu lintas kapal tongkang batu bara yang masif di Sungai Mahakam jadi ancaman pesut.

“Iya, rata-rata (pesut) pindah ke hulu sungai karena hilir mudik kapal di sungai mahakam,” tutup dia.

Populasi Pesut Terus Menurun

Menurut data RASI, jumlah pesut yang kini mendiami Sungai Mahakam hanya berkisar 81 ekor.

Data tersebut sama dengan yang dimiliki Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim.

“Saat ada yang mati, yang lain melahirkan. Jadi jumlahnya relatif berkisar segitu,” ungkap Kepala BKSDA Kaltim, Sunandar.

Baca juga: Es Kutub Kian Menyusut, Beruang Kutub Terancam Punah Pada 2100

Sejak 1995 hingga 2019, angka kematian pesut tiap tahunnya rata-rata berkisar empat ekor.

Selama 20 tahun terakhir, 2018 merupakan tahun dengan total pesut mati terbanyak yakni 11 ekor.

Pada 2019 ditemukan lima ekor lagi mati.

“Mamalia langka ikon Kaltim ini kini di ambang kepunahan,” ungkap Peneliti RASI, Danielle Kreb.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com