Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bio Farma Ungkap 2 Pendekatan Vaksin Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 16/09/2020, 11:33 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – PT Bio Farma memiliki dua pendekatan strategis dalam pembuatan vaksin Covid-19, yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam jangka panjang, Bio Farma mengembangkan vaksin merah-putih, berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman, yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia.

“Vaksin merah putih ini, diharapkan akan diproduksi pada Q3 dan Q4-2022,” ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Honesti menjelaskan, lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin. Kemudian pada Q1-Q2/2021 akan dilanjutkan Bio Farma.

Mulai dari preclinical trial, uji klinis tahap I, II, dan III yang kemudian untuk diregistrasikan ke Badan POM.

Sambil menunggu vaksin buatan asli Indonesia, Bio Farma menggandeng Sinovac untuk penyediaan vaksin Covid-19.

Baca juga: Erick Thohir: Tenaga Medis Jadi Prioritas Vaksin Covid-19

Vaksin Sinovac

Saat ini, calon vaksin dari Sinovac masih memasuki tahap uji klinis tahap III di Bandung bekerjasama dengan FK UNPAD, kepada 1.620 relawan.

“Uji klinis ini untuk melihat keamanan dan keampuhan dari calon vaksin Covid-19,” tutur dia.

Ia mengungkapkan, Sinovac dipilih karena berdasarkan list WHO, Sinovac merupakan salah satu perusahaan yang penelitian vaksin Covid-19 nya, sudah masuk ke dalam tahap uji klinis tahap III.

Sinovac juga bukan partner asing bagi Bio Farma. Karena dalam perjalanannya, Bio Farma dan Sinovac sudah mengembangkan produk bersama. Selain itu, Sinovac salah satu perusahaan vaksin yang mendapatkan sertifikasi WHO.

Faktor lainnya adalah vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan adalah jenis vaksin inactivated atau vaksin yang sudah dimatikan, dan Bio Farma sudah menguasai metode pembuatan vaksin tersebut.

“Kami sudah siap untuk menerima bahan baku vaksin dari Sinovac pada November 2020 mendatang sebanyak 10 juta dosis,” ucap dia.

Baca juga: Ketua Satgas Covid-19: Walau Vaksin Ditemukan, Belum Tentu Pandemi Berakhir

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com