Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesut Mahakam Terancam Punah, Ini Caranya Berkembang Biak

Kompas.com - 16/09/2020, 11:02 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Hewan mamalia air tawar khas Kalimantan Timur, pesut mahakam, mempunyai ciri unik.

Nama mahakam yang disematkan ke hewan legendaris ini karena Sungai Mahakam merupakan satu-satunya habibat di Indonesia. Sayang, kini populasinya terancam punah.

Pesut mempunyai sirip ekor vertikal yang membuatnya berbeda dari lumba-lumba, paus, ataupun ikan.

Pesut tak bisa disebut ikan. Sebab, selain memiliki perbedaan pada cara reproduksi, juga alat pernapasannya.

Pesut beranak dan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan ikan bertelur dan bernapas memakai insang.

Baca juga: Seekor Pesut Ditemukan Mati di Sungai Mahakam, Diduga Terjerat Jaring Nelayan

Pesut juga tak sama dengan lumba-lumba ataupun paus meski alat bernapasnya sama, yaitu paru-paru.

Pesut mempunyai lubang pernapasan di bagian kepala. Terdapat pula katup yang menimbulkan bunyi mencuit bila berada di luar air. 

Pesut juga mempunyai gigi dan kelopak mata serta berlidah mirip manusia. Perkawinan antarpesut dengan posisi perut di atas.

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Samarinda Iwan Suyatna menerangkan, umumnya saat melahirkan, pesut akan berenang ke dasar sungai.

Kemudian, pesut membenturkan kepalanya pada benda tertentu seperti memberi tekanan pada tubuhnya agar bayinya keluar.

“Hal tersebut dilakukan berulang kali agar bayinya keluar,” ungkap Iwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).

Setelah bayinya keluar, induknya menyundul sang anak ke permukaan untuk bernapas.

Saat bernapas, terlihat semburan air di permukaan sungai.

“Induknya langsung juga menyusui. Prosesnya bayi pesut seperti menempelkan mulutnya ke tubuh induknya itu,” terang dia.

Baca juga: Warga Sebut Melihat Pesut Mahakam Fenomena Langka, Bagaimana Populasinya?

Setelah itu, baru induk membawa anak mencari makan ikan-ikan kecil.

Menurut riset Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species Of Indonesia (RASI) 2017, pesut disebut mempunyai banyak tingkah laku.

Di antaranya melompat, melakukan salto, melambaikan ekor dan sirip, menyemprotkan air, mengintip, berkejaran, dan melengkungkan badan saat menyelam.

Warna kulit pesut biasanya keabu-abuan hingga abu-abu terang. Pesut dewasa berukuran panjang 1,9 meter sampai 2,75 meter, sedangkan saat masih bayi lebih kurang 76 sentimeter.

Makanan utamanya yakni ikan. Seekor pesut mahakam yang memiliki berat 50 kilogram mampu memakan ikan sebanyak 5-10 kilogram setiap harinya.

Pada era 1970-an, populasi pesut banyak didapati di perairan Sungai Mahakam wilayah Samarinda.

Bahkan, warga Samarinda tempo dulu menjadikan pesut sebagai hiburan gratis karena atraksinya di atas permukaan air.

Bergeser ke 1980-an, kawanan pesut yang suka bermain di perairan wilayah Samarinda bergeser menuju hulu Mahakam.

Itu karena ramainya aktivitas kapal bermesin di Sungai Mahakam seiring masuknya perusahaan kayu.

Setelah kejayaan kayu, masuklah pertambangan batu bara dan perkebunan yang makin memperkeruh habibat pesut.

Di tahun 1976, Dinas Perikanan Kaltim memprediksi populasi pesut sekitar 1.500 sampai 2.000 ekor.

Hingga tahun 2020, jumlah pesut yang kini hidup di perairan sungai Mahakam berkisar 80-81 ekor.

Sejak tahun 2000, pesut mahakam masuk daftar terancam punah yang dirilis oleh International Union for Conservation of Nature (Hilton-Taylor 2000).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com