Bahkan, warga Samarinda tempo dulu menjadikan pesut sebagai hiburan gratis karena atraksinya di atas permukaan air.
Bergeser ke 1980-an, kawanan pesut yang suka bermain di perairan wilayah Samarinda bergeser menuju hulu Mahakam.
Itu karena ramainya aktivitas kapal bermesin di Sungai Mahakam seiring masuknya perusahaan kayu.
Setelah kejayaan kayu, masuklah pertambangan batu bara dan perkebunan yang makin memperkeruh habibat pesut.
Di tahun 1976, Dinas Perikanan Kaltim memprediksi populasi pesut sekitar 1.500 sampai 2.000 ekor.
Hingga tahun 2020, jumlah pesut yang kini hidup di perairan sungai Mahakam berkisar 80-81 ekor.
Sejak tahun 2000, pesut mahakam masuk daftar terancam punah yang dirilis oleh International Union for Conservation of Nature (Hilton-Taylor 2000).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan