Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Fakta Sosok Penusuk Syekh Ali Jaber | Susah Diajari Belajar Online, Bocah SD Dibunuh Ibu dengan Sapu

Kompas.com - 16/09/2020, 06:15 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Nasib malang menimpa seorang bocah SD berusia 8 tahun.

Dia dipukuli hingga tewas oleh orangtuanya lantaran sulit diajari saat belajar online di rumah.

Sedangkan di Lampung, polisi masih mendalami sosok penusuk Syekh Ali Jaber untuk mengungkap motif penusukan.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com :

Baca juga: Pelaku Penusukan Merasa Dihantui oleh Syekh Ali Jaber, Polisi: Itu Kan Keyakinan Tersangka, Butuh Analisis

1. Sederet fakta sosok penusuk Syekh Ali Jaber

Syekh Ali JaberKOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Syekh Ali Jaber
Sosok penusuk Syekh Ali Jaber masih mengundang tanya dari banyak orang.

Sebab meski telah menjalani pemeriksaan selama 48 jam, motif tersangka berinisial AA itu belum terungkap.

Sosok AA secara fisik berperawakan kurus. Ia rupanya adalah warga Jalan Tamin, Kelurahan Sukajawa, Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

Ketua RT setempat, Jumawan mengaku AA sudah tiga tahun meninggalkan kampung itu.

"Kabar terakhir dia tinggal di Mesuji," kata dia.

Diduga, AA juga bukan orang gila. Sebab, menurut pemeriksaan awal, AA bisa berinteraksi dengan lancar saat diperiksa.

Polisi juga belum menemukan kartu tanda pasien RSJ Kurungan Nyawa.

Dari cara menusuk, AA diduga memiliki motif kuat.

Syekh Ali Jaber menilai pelaku bukan orang gila dan memiliki motif kuat yang membuat ia menjadi incaran AA.

“(Pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan. Pertama, dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil. Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Ali Jaber.

Baca juga: 7 Fakta Pemuda Penusuk Syekh Ali Jaber, 3 Tahun Tinggalkan Kampung dan Dijerat 2 Pasal

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com