JEPARA, KOMPAS.com - Akun Facebook "Nia Kumala Sari" viral di jagat maya setelah mengunggah keluhan tentang pelayanan medis di Puskesmas Pakisaji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Dalam unggahan tersebut berisi curahan hati seorang suami yang kecewa dengan pelayanan tak menyenangkan bidan Puskesmas Pakisaji hingga akhirnya istrinya melahirkan tanpa pertolongan medis di ruang inap.
Insiden tersebut diketahui terjadi pada Sabtu (12/9/2020) malam sekitar 20.30 WIB, saat warga Jepara itu mengantar istrinya yang hendak melahirkan ke Puskesmas Pakisaji.
Baca juga: Sejumlah Pegawai BNN di Jateng Terpapar Covid-19, Salah Satunya Ibu Hamil
Ketika itu bidan yang memeriksa menyebut kondisi sang istri masih dalam proses pembukaan serviks pada fase awal persalinan dan diperkirakan akan melahirkan besok pagi, Minggu (13/9/2020).
"Baru nyampe diperiksa bidan katanya baru bukaan 2 dan diperkirakan bidan lahir besok. Bu bidan bilang kalau sudah keluar air ketuban baru disuruh panggil bu bidan," tulis akun tersebut.
Namun selang beberapa jam, sekitar 23.30 WIB, sang istri mulai meronta kesakitan.
Seketika itu juga sang suami bergegas menghampiri bidan tersebut untuk meminta pertolongan.
Namun bidan tersebut justru memberikan respons yang kurang etis karena menurutnya petugas medis hanya akan datang memeriksa ketika air ketuban pecah.
Baca juga: Wanita Hamil Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya
Karena tidak kunjung ada penanganan meski sudah beberapa kali melapor, sang istri akhirnya pun melahirkan secara normal dengan bantuan keluarga yang mendampingi.
Proses persalinan yang berlangsung dramatis karena tak ada satupun petugas medis yang membantu.
Meski lahir dengan selamat, saat itu langsung terjadi perdebatan antara keluarga pasien dan bidan Puskesmas Pakisaji.
Belakangan dari hasil penelusuran Kompas.com, postingan dari akun Facebook "Nia Kumala Sari" tersebut telah dihapus.
Padahal, ada ribuan komentar pedas dan telah dibagikan hingga ribuan kali.
Baca juga: Fakta Pemuda Bunuh Pacar yang Hamil dengan Racun Tikus, Alasannya Menolak Bertanggung Jawab
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Mundrikatun, membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, permasalahan tersebut sudah tuntas dimediasi secara kekeluargaan.
Mundrikatun beserta pihak Puskesmas Pakisaji termasuk bidan tersebut sudah berupaya meminta maaf dengan berkunjung ke rumah pasien di Desa Tanjung, Kecamatan Pakisaji, Jepara.
"Klarifikasi ada pihak desa, puskesmas dan bidan yang bersangkutan. Kedua belah pihak sama-sama mengakui kebenaran dan kesalahannya. Puskesmas Pakisaji sudah meminta maaf atas ketidaknyamanan pelayanan dan pasien juga meminta maaf atas penyampaiannya ke media sosial," jelas Mundrikatun saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Mundrikatun berharap kejadian serupa tidak terulang kembali karena apapun permasalahannya, pelayanan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama.
"Alhamdulillah masalah terselesaikan dengan baik. Intinya miskomunikasi. Untuk biaya sudah menggunakan BPJS," kata Mundrikatun.
Baca juga: Terungkap, Motif Pelaku Bunuh Pacar yang Sedang Hamil Pakai Racun Tikus
Atas hal tersebut Mundrikatun pun langsung memberikan imbauan kepada Puskesmas Pakisaji serta fasilitas kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap masyarakat.
"Pembinaan sudah kami lakukan, ke depan insyaallah pelayanan akan lebih baik. Untuk selanjutnya kita tingkatkan Monev guna perbaikan layanan di puskesmas," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.