Untuk percobaan sebagai media tanam, bapak satu anak itu mengaplikasikannya dalam dua bentuk, cocopeat dan cocofiber.
Cocopeat, bagian sabut kelapa dalam bentuk serbuk, diaplikasikan sebagai campuran tanah, pupuk kompos, dan arang sekam.
Sedangkan cocofiber, bagian sabut kelapa dalam bentuk serabut, dijadikan sebagai media tanam tanpa campuran sama sekali.
Menurut Agus, eksperimen pemanfaatan sabut kelapa dalam bentuk cocopeat dan cocofiber, menunjukkan hasil baik.
Baca juga: Selisih 2 Tahun Mendaftar, Slamet Tetap Bisa Berangkat Haji Bersama Ibunya
"Ternyata hasilnya baik untuk tanaman. Karena melihat tanaman saya baik, banyak yang penasaran dan ingin beli, akhirnya saya teruskan membuat sampai sekarang," ungkap Agus.
Februari 2020, Agus mulai menjual cocopeat dan cocofiber dengan jumlah terbatas.
Namun, usaha ini sempat meredup saat penerapan pembatasan sosial karena pandemi Covid-19.
"Mulai ramai lagi habis hari raya (idul fitri). Sebelumnya sepi karena ada pembatasan sosial akibat corona," ujar Agus.
Sebagian besar peminat produk olahan sabut kelapa sebagai media tanam merupakan warga luar Jombang yang tinggal di wilayah perkotaan.