Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak di Sukabumi, 1 Rumah Ambruk dan Lahan Sawah Rusak

Kompas.com - 14/09/2020, 17:03 WIB
Budiyanto ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Dikaji Badan Geologi

Kepala Seksi Pencegahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat menuturkan, pihak BPBD akan kembali mengkaji terkait bencana tanah bergerak di Dusun Cisayang.

"Sebelumnya memang ada kajian dari Badan Geologi. Namun saat itu fokusnya lokasi Dusun Suradita, Desa Ciengang yang berada di atas Dusun Cisayang," tutur Nanang saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/9/2020).

Dia sendiri sudah mendatangi lokasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana pada Jumat lalu.

"Dusun Cisayang ini memang termasuk daerah rawan bencana. Di lokasi yang tanah bergerak ini juga padat penduduknya, kalau keseluruhan terdapat 114 kepala keluarga," ujar Nanang.

Lokasi Dusun Cisayang ini berada pada ketinggian 600 - 700 meter dari permukaan laut. Lokasinya berada tepat di dasar tebing dan lerengan perbukitan Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung.

Lahan permukiman masyarakat mayoritas menempati punggungan dengan kemiringan lahan bervariasi di dua kampung besar yaitu Kampung Cipari dan Cisayang

Selain permukiman terhampar luas areal persawahan yang memanfaatkan kemiringan lahan di hamparan Dusun Cisyang.

Di tengah dusun yang mayoritas warganya sebagai petani ini mengalir sungai kecil, Sungai Cisayang. Sungai Cisayang ini berhulu di daerah perbukitan Suradita.

Sebelum mengalir di permukiman, airnya mengalir melalui tebing yang dikenal dengan Curug Cisayang.

Berdasarkan hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi tertanggal 12 Desember 2019, untuk daerah bantaran atau lembah sungai yang berhulu di bukit Balekambang Dusun Suradita, yaitu Kampung Cipari dan Cisayang Desa Cijurey, sebaiknya dikosongkan karena berpotensi terlanda aliran bahan rombakan.

Badan Geologi meminta apabila muncul retakan dan amblesan berbentuk tapal kuda agar segera diinformasikan ke pemda atau aparat setempat, karena berpotensi terjadinya bencana longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com