Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang di NTT, Ratusan Hektar Sawah Jaring Laba-laba Terancam Gagal Panen

Kompas.com - 14/09/2020, 16:05 WIB
Nansianus Taris,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Kemarau panjang mengakibatkan ratusan hektar persawahan jaring laba-laba di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai, mengalami kekeringan.

Ratusan hektar persawahan yang sudah ditanam padi sudah mulai kering. Sebagian sawah mulai retak karena ketiadaan pasokan air.

Baca juga: Gagal Panen karena Kekeringan, Warga Terpaksa Konsumsi Ubi Hutan Beracun

Irigasi yang menjadi sumber air ke area persawahan itu sudah kering, tak ada air yang mengalir di saluran itu. 

Salah seorang petani di Desa Meler, Veronika Oni menuturkan, hampir ratusan hektar persawahan yang sudah ditanam padi sudah mulai mengering.

“Air dari irigasi sudah tidak ada. Tambah lagi sudah masuk bulan sembilan ini hujan belum juga turun. Sekarang sawah sudah mulai retak dan padi sudah ada yang mati. Tahun ini, kami terancam gagal panen,” kata Veronika saat dikonfirmasi, Minggu (12/9/2020). 

Sementara itu, Pjs Kepala Desa Meler Robertus Unggut mengatakan, bencana kekeringan yang melanda para petani di desa itu bukan baru pertama terjadi.

Kekeringan itu selalu melanda persawahan dari tahun ke tahun disebabkan kurangnya debit air karena kemarau panjang.

Robertus mengaku, beberapa tahun terakhir, curah hujan cukup kecil, sehingga berdampak pada debit air sebagai sumber pengairan ke area persawahan.

“Luas areal persawahan jaring laba-laba tersebut adalah 230 hektar. Hampir setengah dari luas keseluruhan yakni sekitar 115 hektar sawah yang terancam gagal panen tahun ini,” ungkap Robertus kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin pagi.

Robertus mengatakan, warga terbantu dengan sembilan ton beras bantuan dari Dinas Sosial pada 2020.

Baca juga: Kekeringan Meluas di Gunungkidul, 129.000 Jiwa Terdampak

Robertus menambahkan, pihaknya sebenarnya berencana meningkatkan pengairan irigasi dari Kali Wae Moro. Tetapi, belum bisa direalisasi karena debit air sangat kecil dari luas areal persawahan.

“Saat bulan Juli, areal persawahan Jaring Laba-laba sebagian besar tidak bisa tanam padi karena tidak ada air. Setiap tahun seperti itu kondisinya,” jelas dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com