Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah di Gunungkidul Positif Covid-19, Kantor Kelurahan dan Klinik Ditutup

Kompas.com - 14/09/2020, 10:49 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Seorang Lurah di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, positif Covid-19, sehingga kantornya harus ditutup untuk sementara.

Selain kantor Kalurahan, sebuah klinik juga ditutup sementara karena tenaga kesehatannya positif.

"Iya ada seorang lurah dinyatakan positif kemarin, Beliau (lurah) sudah dirawat," kata Panewu Saptosari, Djarot Hadi Atmojo saat dihubungi Kompas.com melalui telepon Senin (14/9/2020). 

Baca juga: Pemkab Gunungkidul Ikut Waspadai Gelombang Pemudik Setelah Jakarta Perketat PSBB

Dijelaskan, hari ini seluruh pamong di Kalurahan Saptosari menjalani swab massal.

Sebab, para pamong kontak langsung saat mengadakan rapat koordinasi.

Pamong yang berjumlah 20 orang ini diwajibkan karantina, sehingga pihak Kapanewon kemudian mengambil kebijakan menutup sementara pelayanan kantor kalurahan.

"Lokasi disemprot disinfektan, untuk penutupan masih kita lihat perkembangan apakah pamong ada yang positif atau tidak," ucap Djarot.

Untuk seluruh pelayanan sementara diampu oleh Kapanewon.

Baca juga: Cerita Warga Gunungkidul Puluhan Tahun Tak Ada Air Bersih, Beli Air Pun Harus Antre

Menurut Djarot, lurah tersebut merupakan pemilik klinik, dan beberapa pekan lalu ada warga yang berobat dan dinyatakan positif.

Klinik milik lurah tersebut juga ditutup sementara karena ada tiga orang yang tertular.

 

Untuk tracking terhadap warga yang positif tersebut sudah dilakukan kepada 95 warga.

"Untuk klinik dilakukan penutupan sejak Rabu (9/9/2020) lalu," ucap Djarot.

Djarot mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait protokol kesehatan saat ini.

Baca juga: Kini, Pemuda di Gunungkidul Tak Lagi Malu Jadi Petani

Apalagi banyak warga yang sudah menggelar hajatan, dan pihaknya menyosialisasikan bersama Koramil dan Polsek agar makanan dibungkus saja.

"Untuk hajatan memang tidak bisa dibendung lagi, tetapi kita mengimbau agar warga tidak menyajikan makanan secara prasmanan, dan maksimal tamu hanya 10 menit di lokasi," ucap dia.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengakui tidak bisa melarang warga untuk menggelar hajatan.

Namun demikian hal yang bisa dilakukan adalah mengatur agar tetap menjaga protokol kesehatan.

Salah satunya agar tidak menyajikan makanan dengan cara prasmanan atau mengambil sendiri-sendiri.

Baca juga: Maju Calon Bupati di Pilkada Gunungkidul, Anggota TNI Ini Lari 7 Km ke KPU

Dikhawatirkan jika makanan disajikan secara prasmanan, sangat rawan penyebaran virus corona.

Selain itu, saat mengambil makanan juga sulit dilakukan protokol kesehatan, jaga jarak.

Bahkan antartamu juga tidak saling mengenal, sehingga risiko tertularnya virus sangat tinggi. 

"Kalau hajatan boleh. Tetapi saat menjamu tamunya dengan mengambil sendiri- sendiri atau prasmanan, itu lebih baik jangan," kata Immawan.

Sementara hingga Minggu (13/9/2020) data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatatkan 213 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif.

Sebanyak 22 kasus dalam perawatan dan tercatat sudah tujuh orang meninggal dunia.

Baca juga: Lansia di Gunungkidul Meninggal karena Covid-19, Tertular Tamu dari Surabaya

Untuk kasus meninggal dilaporkan terakhir pada hari Sabtu (12/9/2020) lalu, seorang laki-laki berumur 77 tahun dari Kapanewon Ponjong.

Pasien ini mendapat perawatan di rumah sakit luar wilayah DIY, dan memiliki riwayat sakit jantung.

Informasi mengenai pasien serta pernyataan positif Covid-19 pun baru diterima Dinkes Gunungkidul Sabtu.

"Hari Minggu (13/9/2020) terdapat penambahan 6 kasus," kata Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com