Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Makan Harus Tunggu Suami Pulang Malam, Itu Pun Hanya Mi Gelas"

Kompas.com - 14/09/2020, 08:25 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Leni Silitonga, istri Agustinus Simorangkir, penjual keripik yang meninggal di hadapan anggota DPR Dedi Mulyadi menceritakan keprihatinan hidupnya. Ia mengisahkan kisah sedih itu ketika diundang Dedi Mulyadi ke Tajug Gede Cilodong, Purwakarta, Sabtu (12/9/2020).

Leni mengaku hidupnya mengalami masa sulit ekonomi. Suatu hari ia dan dua anaknya yang mengalami keterbatasan fisik pernah harus menunggu pukul 22.00 WIB untuk bisa makan. Sebab, suaminya biasa pulang malam hari usai berkeliling berjualan keripik bawang.

"Belakangan ini memang kami terpuruk banget, Pak. Sampai saya makan jam 9 atau jam 10 malam nunggu bapaknya pulang. Datang bapaknya, Pak anak-anak lapar. Kata bapaknya, ini masih ada uang Rp 5.000, beli aja mi gelas," cerita Leni sambil berurai air mata.

Sementara ia dan suaminya tidak makan demi anak-anak mereka. Yang penting kedua anak mereka bisa makan meski harus mi gelas.

Baca juga: Kisah Agustinus Simorangkir, Sakit dan Tetap Berdagang Keripik, Meninggal di Depan Mata Dedi Mulyadi

Leni mengaku sedih ketika suaminya yang jadi tulang punggung keluarga meninggal di hadapan Dedi Mulyadi. Namun ia juga bahagia karena keinginan suaminya untuk bertemu Dedi Mulyadi akhirnya terwujud.

"Dia selalu bilang ingin bertemu Pak Dedi," kata Leni.

Leni mengatakan, suaminya mengidap penyakit jantung. Saat Dedi masih menjabat bupati Purwakarta, ia sangat terbantu dengan adanya program Jaminan Pengobatan Purwarkarta Istimewa (Jampis). Suaminya biasa berobat ke puskesmas memakai Jampis dengan hanya menunjukkan KTP dan kartu keluarga.

Namun semenjak Dedi sudah tak menjabat lagi sebagai bupati dan program itu digantikan BPJS, Agustinus tak bisa lagi berobat. Ia ditolak pihak puskesmas karena program Jamppis sudah tidak berlaku lagi.

"Sementara untuk membuat BPJS berlakunya setelah dua minggu. Kami dibuatkan BPJS dengan ditanggung gereja," kata Leni.

Kisah Leni ini ditayangkan dalam video yang diunggah di akun Facebook resmi Dedi Mulyadi, Kang Dedi. Hingga Senin (14/9/2020) pukul 07.40 WIB, video itu mendapat 25.846 like dan 1.680 komentar.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Senin (14/9/2020), Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya akan membantu modal usaha Leni agar bisa menghidupi keluarganya. Dedi akan membantu mencarikan tempat Leni berjualan keripik meneruskan usaha suaminya.

Dalam video itu, Leni memang berencana akan melanjutkan usaha suaminya. Ia juga akan dibantu beberapa jemaat gereja dalam hal pemasaran.

Dedi mengatakan, tempat usaha Leni harus diperluas dan lokasinya strategis. Dedi berencana mencarikan toko yang cukup luas untuk Leni sehingga ia tidak harus bepergian menjajakan keripik bawang.

Kisah sedih penjual keripik

Sebelumnya diberitakan, Agustinus Simorangkir meninggal setelah bertemu Dedi Mulyadi pada Senin (7/9/2020) lalu. Sebelumnya Agustinus, warga Purwakarta, yang mengidap penyakit jantung duduk di pagar tembok menjajakan keripik bawang. Namun jualannya tidak laku hingga akhirnya ia bertemu dengan Dedi Mulyadi.

Selanjutnya Dedi memborong keripik bawang dan mengantarkan Agustinus ke rumahnya di Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta. Namun setiba di rumahnya, Agustinus langsung pingsan dan kemudian meninggal di hadapan Dedi Mulyadi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Penjual Keripik Bawang Meninggal di Depan Matanya

Sang istri, Leni Silitonga mengatakan, suaminya meninggal karena kaget akibat terlalu bahagia bisa bertemu Dedi Mulyadi. Sebab, suaminya sudah lama ingin bertemu dengan mantan bupati Purwakarta dua periode itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com