Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tasikmalaya Pilih Perketat Protokol Kesehatan Ketimbang Terapkan Lagi PSBB

Kompas.com - 13/09/2020, 13:47 WIB
Irwan Nugraha,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tasikmalaya memilih tidak menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II, meski terimbas peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta dan Bandung.

"Dengan mempertimbangankan berbagai aspek termasuk salahsatunya sektor ekonomi, hasil rapat memutuskan untuk tak menerapkan lagi PSBB. Tapi, lebih memperketat pengawasan protokol kesehatan kepada masyarakat," jelas Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas, Ivan Dicksan, Minggu (13/9/2020).

Baca juga: 4 Tenaga Medis Positif Corona, 3 Faskes di Kota Tasikmalaya Ditutup

Ivan mengaku selama tiga hari terakhir kasus terkonfirmasi positif di wilayahnya meningkat.

Terlebih lagi, diketahui empat tenaga kesehatan yang salah satunya dokter spesialis senior di Kota Tasikmalaya terkonfirmasi Covid-19.

"Kita sekarang lebih fokus bagaimana kita mengedukasi masyarakat agar terus mentaati protokol kesehatan. Salah satunya razia tak pakai masker di tempat umum akan semakin tegas dan tak akan pandang bulu," tambah Ivan.

Tim patroli gugus tugas pun akan diaktifkan setiap harinya dengan dibagi beberapa kelompok akan menyisir beberapa fasilitas umun dan jalanan protokol Kota Tasikmalaya.

Tak hanya itu, pengurus RT dan RW di tingkat kampung-kampung akan lebih disiagakan untuk mendata keluar masuk warga pendatang yang bukan berasal dari daerahnya.

"Nanti, bukan hanya tim gugus tugas saja, RT dan RW wajib aktif dan segera melapor jika ada warga pendatang dari kota-kota besar terutama Jakarta dan Bandung," ujar dia.

Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Kota Tasikmalaya Tambah Ruang Isolasi

Selain itu, tim gugus tugas pun akan semakin tegas membubarkan setiap acara atau tempat yang sifatnya mengundang kerumunan massa.

Bukan hanya di wilayah perkotaan saja, lanjut Ivan, tapi masuk ke kampung-kampung pun akan diperiksa dan disisir supaya lebih taat penerapan protokol kesehatan.

"Jadi di lapangan pada saat ada kegiatan yang melanggar protokol maka langsung ditindak dalam rangka mengedukasi masyarakat. Ingat bukan hanya di perkotaan saja, ke wilayah kampung-kampung pun akan kita tindak tegas," kata Ivan.

Sampai hari ini, data yang tercatat secara akumulasi terdapat 59 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Tasikmalaya.

Sebanyak 45 orang dinyatakan sembuh, 11 orang masih menjalani perawatan dan 3 orang meninggal dunia.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengaku, terdapat lonjakan kasus Covid-19 yang cukup banyak di wilayahnya menyusul meningkatnya klaster baru di Bandung dan Jakarta.

Namun, pihaknya belum bisa menyebut jumlah pastinya karena sampai sekarang masih diverifikasi oleh petugas lapangan terkait berapa berstatus terkonfirmasi swab atau suspect rapid test-nya.

"Hari ini ada penambahan yang cukup signifikan. Penambahannya tidak satu dua kasus. Hasilnya belum, jumlah pastinya nanti ya, karena akan diverifikasi dulu. Yang jelas hari ini penambahannya cukup banyak. Jumlahnya banyak pokoknya, ini darurat covid lagi," jelas Uus kepada wartawan, Jumat (11/9/2020).

Bahkan, lanjut Uus, penambahan kasus sejak sehari kemarin sampai malam tadi kemungkinan besar berimbas pada penutupan salah satu fasilitas kesehatan salah satunya Puskesmas Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Saat ini, pihaknya pun sedang berkomunikasi dengan gugus tugas dan kepala daerah tentang langkah selanjutnya untuk mengantisipasi darurat Covid-19 kedua kalinya.

"Kita kemungkinan besar akan merekomendasikan untuk PSBB lagi, tapi sekarang masih dievaluasi secara keseluruhan terkait kondisi darurat covid-19 di Kota Tasikmalaya. Tapi, tetap nanti yang memutuskan PSBB atau tidak adalah gugus tugas dan kewenangan kepala daerah," tambah Uus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com