Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Kuli Bangunan, Kini Pria Ini Sukses Bisnis Warung Kopi, Angkat Keluarga dari Kemiskinan

Kompas.com - 11/09/2020, 15:01 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Khairina

Tim Redaksi

SELAYAR, KOMPAS.com - Tidak pernah terpikir oleh Samsul (30), asal Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan, kalau ia akan menggantungkan hidupnya melalui usaha warung kopi.

Usaha yang diberi nama Warkop Sem Coffee Shop ini dimulai sejak 2019.

Dari hasil kerja kerasnya selama ini, lelaki yang akrab disapa Sem ini sudah meloloskan ibunya dari jeritan kemiskinan.

Pasalnya, saat ini Sem sudah membeli rumah, membeli emas, membeli motor, membiayai sekolah adik, dan membantu biaya pernikahan saudara.

Baca juga: Kisah Mbah Sriah 30 Tahun Hidup di Gubuk Terpal, Berbagi Makan dengan Kucing-kucing

Meski kini terlihat amat sukses dengan usahanya, namun semua pencapaian itu tidak didapat dengan mudah.

Kepada Kompas.com, Sem mengisahkan perjalanan hidupnya, sebelum meraih kesuksesan

Cerita ini bermula sejak menjadi yatim. Saat itu, Sem menumpang tinggal di rumah kakak kandung di Sinjai.

Hidup kurang mampu dan tak punya ayah, Sem mulai bekerja keras menjadi kuli bangunan. Kala itu ia masih duduk di kelas lima SD. Upah yang diterima tak seberapa, ia pun jualan es lilin di sekolah.

"Jadi kalau ke sekolah jual es lilin punya orang, biasanya dapat upah Rp 1000. Ketika pulang sekolah lanjut kerja bangunan," kata Sem, saat dikonfirmasi, Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

Baca juga: Kisah Mbah Riyem Hidup Sebatang Kara, 50 Tahun Jalan Kaki Berjualan Kerupuk

Setelah tamat SD, Sem memilih tidak lanjut sekolah ke tingkat SMP, karena terkendala biaya.

Saat dirinya berusia 16 tahun, ia kembali ke rumah ibunya tepatnya di Dusun Subur, Kecamatan Bontoharu, Selayar.

Di rumah panggung itulah Sem bersama ibu dan kedua adiknya hidup dengan sederhana.

Keberuntungan Sem berawal ketika ditawari jadi asisten pribadi bule asal Perancis yang bergerak bidang usaha minyak kemiri. Ia pun setuju dan mengambil kesempatan tersebut. 

Dari kerja kerasnya itu, perekonomian Sem mulai terlihat berubah. Gaji dari asisten ditabung sedikit demi sedikit.

Namun, cobaan datang lagi, ibu Sem, Hasmiaty jatuh sakit, matanya harus dioperasi. Terpaksa Sem berhenti bekerja dan mengurus sang ibu.

Meski biaya operasi ditanggung BPJS Kesehatan, tapi biaya beli obat yang mahal menggunakan tabungan Sem selama ini.

Setelah Hasmiaty sembuh, Sem memutar otak agar bisa mendapatkan uang. Akhirnya, ia menggeluti usaha kaos sablon.

Beberapa bulan kemudian, ia ditawari menjadi supervisor di Warkop Ramlanis Selayar. Sem mengambil kesempatan itu dan terus belajar.

Setelah berjalan beberapa tahun, Sem memilih berhenti dan jadi pangangguran.

Dia lalu kembali menyibukkan diri dengan menyewa Warkop Passiana. Saat membuka warkop dirinya hanya mengantongi uang Rp 500 ribu untuk membeli kopi.

Sem mengatakan saat itu memang berada di posisi terpuruk. Apalagi, kursi di warkop sudah reyot dan tidak ada uang membeli kursi yang baru. Akhirnya terpaksa menjual motor dengan harga Rp 5 juta.

"Saya harus merelakan motor dengan harga Rp 5 juta. Uang itu digunakan beli kursi dan DP motor yang cicilannya Rp 1 juta per bulan," kata Sem.

Sem mengaku meski sudah jual motor beban malah bertambah. Akhirnya, untuk menutupi sumuanya ia semakin aktif jualan online produk kosmetik dan pakaian.

Masa-masa sulit itu telah dilalui Sem. Pendapatan di warkop mulai stabil dan sudah bisa menabung. Akhirnya, pada tahun 2019 ia membuka warkop Sem Coffe Shop di Warkop Sem Coffee Shop terletak di Jl Rauf Rahman, Kecamatan Benteng.

Pengunjung di warkop ini semakin ramai.

Saat itu juga Sem membeli tanah dan membangunkan rumah untuk ibu yang dicintainya.

Namun, cobaan datang lagi, akibat corona pengunjung kembali sepi. Dan warkop ditutup selama tiga bulan.

"Selama corona, saya kehabisan uang dan harus bayar lampu, WiFi serta makanan sehari -hari. Memang saat itu tidak ada pemasukan untung ada keuntungan dari bisnis online. Namun tetap saja tidak mencukupi akhirnya menggadaikan emas 10 gram," ungkapnya.

Pada bulan Juni, Sem akhirnya kembali membuka warkop. Ia kembali jual menu makanan di antaranya ayam penyet dan ceker ayam. Alhasil dari banyak peminatnya.

"Alhamdulillah saat ini pemasukan sudah kembali normal. Keuntungan bersih diperoleh capai jutaan rupiah, "tuturnya.

Menurutnya menjadi pengusaha itu tidak mudah, harus melalui banyak tantangan dan harus siap berproses.

Sem saat ini telah mempekerjakan para pengangguran di Selayar. Ia berencana akan merekrut pekerja baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com