KOMPAS.com- Para relawan uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China harus menjalani penyuntikan sebanyak dua kali.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof Kusnandi Rusmil menjelaskan, prosedur ini berkaitan dengan sifat vaksin tersebut.
Vaksin Covid-19 buatan China itu, kata Kusnandi, memiliki kekurangan tidak begitu imunogenik.
Imunogenik adalah sifat menghasilkan respons kekebalan pada tubuh.
Baca juga: Relawan yang Disuntik Vaksin Terinfeksi Covid-19, Sempat Bepergian ke Semarang
Penggunaan virus hidup biasanya terdiri dari dua virus yang disuntikkan pada orang.
Tetapi vaksin ini tidak selalu cocok di tubuh seseorang, sehingga dihentikan.
Vaksin yang diuji klinis di Indonesia, lanjut dia, adalah vaksin dari virus yang telah dimatikan dahulu.
Menurut Kusnandi, vaksin yang diuji coba kali ini lebih aman daripada vaksin lain.
Baca juga: Peneliti Unpad Ungkap Kekurangan Vaksin Covid-19 Sinovac dari China