Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Khawatir Sebelum Tanggal 14 Orang Yogya yang di Jakarta Kembali"

Kompas.com - 11/09/2020, 05:53 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengkhawatirkan gelombang pemudik dari Jakarta.

Sebab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil keputusan menarik rem darurat kembali menerapkan PSBB ketat.

"Kita khawatir sebelum tanggal 14 mungkin orang Yogya yang di Jakarta kembali," kata Sri Sultan HB X, Kamis (10/9/2020).

Baca juga: Jakarta Zona Merah Pandemi, Berapa Lama Durasi Ideal untuk PSBB Total?

Alasan kekhawatiran, diantisipasi

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X saat ditemui wartawan di kompleks kepatihan, Yogyakarta, Senin (3/8/2020)Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X saat ditemui wartawan di kompleks kepatihan, Yogyakarta, Senin (3/8/2020)
Kekhawatiran Sri Sultan bukan tanpa alasan.

Berkaca pengalaman penerapan PSBB sebelumnya, banyak warga yang memutuskan pulang ke kampung halamannya.

"Melihat pengalaman kemarin. Begitu Jakarta PSBB, orang tidak boleh berjualan, jalan-jalan, daripada di Jakarta menganggur, mereka pilih pulang ke daerah," kata dia.

Pemerintah Yogyakarta pun melakukan pengetatan pengawasan sebagai langkah antisipasi, terutama di daerah perbatasan.

Baca juga: Sultan HB X Khawatir Ada Gelombang Pemudik Setelah Jakarta Kembali PSBB Total

Ilustrasi virus corona, vaksin virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona, vaksin virus corona

Dari Jakarta ke Yogyakarta harus kantongi surat bebas corona

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, pendatang yang berasal dari Jakarta harus mengantongi surat keterangan bebas Covid-19 jika ingin memasuki Yogyakarta.

Sebetulnya, kata dia, aturan itu tidak pernah dicabut.

"Selama ini sudah seperti itu (wajib membawa surat bebas Covid-19). Cuma sekarang kan agak kendur," kata dia.

Tak hanya wajib mengantongi surat, pendatang dari Jakarta harus melakukan karantina selama 14 hari.

"Karena sebaran saat ini lebih berbahaya karena orang tanpa gejala (OTG). Berbeda dengan awal-awal yang kami antisipasi yang bergejala, sedangkan saat ini tidak bergejala," kata Heroe.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com