Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Jadi Korban Gempa 2006, Mbah Muhyi Pilih Tinggal di Gubuk Reyot

Kompas.com - 10/09/2020, 18:51 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Gempa 2006 menyebabkan trauma mendalam bagi Muhyi (95), warga RT 25/RW 08 Pedukuhan Waduk, Kalurahan Salam, Kapanewon Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Mbah Muhyi memilih tinggal di gubuk reyot hingga kini.

"Mbah Muhyi trauma karena gempa itu, dulu saat kejadian beliau bersembunyi di bawah tempat tidur karena takut," kata anak kedua Mbah Muhyi, Aminah kepada wartawan, Rabu (9/9/2020) petang

Rumah sederhana itu sebenarnya rumah utama keluarga Muhyi, istri, dan 6 orang anaknya.

Namun, sejak tahun 2006, akibat gempa yang melanda wilayah DIY dan Jateng, rumah itu rusak parah.

Baca juga: Kisah Mbah Sriah 30 Tahun Hidup di Gubuk Terpal, Berbagi Makan dengan Kucing-kucing

 

Oleh pemerintah, keluarga ini diberikan bantuan perumahan, namun karena takut dia memilih untuk tetap tinggal di rumah sederhananya. Sementara istri dan anak-anaknya menghuni rumah permanen. 

Saat Aminah bercerita, Muhyi masih tidur dengan lelap. Mbah Muhyi memutuskan untuk tetap tinggal di sana sampai meninggal dunia kelak. 

"Sempat diperbaiki setelah gempa, tetapi oleh pemerintah diberikan bangunan baru," ucap Aminah.

Dengan tubuh rentanya, Muhyi terbiasa dengan tiupan angin dan hujan. Dia tidak pernah mengeluh karena ia memang ingin tetap tinggal di rumah sederhana itu.

Tak berapa lama, Muhyi bangun dan duduk. Aminah pun memberikan sebungkus makanan.

Di rumah yang ditinggali sekarang, tampak beberapa pakaian yang ditaruh begitu saja di dinding, tempat tidur beralas kasur tipis.

Ada meja yang warnanya memudar menandakan meja sudah berusia tua. Mbah Muhyi lantas bersila sambil bersiap menyantap makanan yang dibawa anaknya itu.

Berbagai upaya agar dia mau pindah dilakukan keluarga, namun tidak berhasil.

Untuk menjaga psikologi pria sepuh ini, keluarga akhirnya membiarkan, tetapi tetap dipantau setiap hari. 

Baca juga: Rumahnya Masuk Malaysia Setelah Diukur Ulang, Risna Siap-siap Pindah

Saudara Aminah yang lain merantau ke Jakarta dan Lampung, maka Aminah lah yang setiap hari mendampingi Muhyi.

Sesekali dirinya harus menuntun Muhyi saat buang air dan aktivitas lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com