Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Paguyuban Kandang Wesi, Foto Ketua Dicetak di Uang hingga Lambang Garuda Pakai Mahkota

Kompas.com - 10/09/2020, 11:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu di Garut menjadi perhatian publik karena mereka diduga mengubah lambang negera burung garuda yang menjadi lambang NKRI.

Keberadaan organisasi masyarakat (ormas) tersebut diketahui saat mereka akan mendaftarkan diri ke ke kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Garut.

Saat dicek ternyata, persyaratan pendaftaran mereka tak lengkap. Bahkan mereka tak memiliki akta notaris.

Baca juga: Anggota Ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu Dipungut Biaya dan Dijanjikan Deposito Emas

Berikut empat fakta dari ormas Kandang Wesi Tinggal Rahayu:

1. Berpusat di Garut

Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya mengemukakan, paguyuban ini sempat terdeteksi di beberapa kabupaten misalnya Majalengka, Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung.

Akan tetapi paguyuban ini berpusat di Garut.

Di Majalengka, kegiatan paguyuban telah ditutup dan tak lagi ada kegiatan.

Saat ini petugas melakukan pendataan terkait para pengikut paguyuban ini.

Baca juga: Polres Temukan Unsur Pidana dalam Kasus Ormas Ubah Lambang Negara

"Kita masih inventarisir pengikutnya, dari dokumen yang kita dapatkan, pengikutnya ada di empat kecamatan di Garut, kemudian di Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya dan sebaran paling banyak di Majalengka,” katanya.

Di Majalengka, kegiatan ini telah ditutup oleh pemerintah setempat. Anggota mereka juga sempat muncul di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.

Namun aktivitas paguyban itu dihentikan setelah diprotes warga. Belakangan, mereka berpindah tempat ke Kecamatan Caringin dan kembali beraktivitas.

Baca juga: Ormas Ubah Lambang Garuda dan Cetak Uang Sendiri, Ini Kata Polisi

2. Foto ketua dicetak di uang

Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya menunjukan berkas oganisasi atau paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu, Selasa (07/09/2020)KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya menunjukan berkas oganisasi atau paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu, Selasa (07/09/2020)
Paguyuban Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu menerbitkan uang sendiri yang digunakan untuk alat transaksi sesama anggotanya.

Uang tersbeut terdiri dari pecahan 20.000, 10.000, 5.000, hingga 1.000.

Di uang tersebut terdapat foto ketua paguyuban.

Jika dilihat desainnya, gambar yang diedit adalah gambar Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

Baca juga: Mengenal Ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu, Ubah Lambang Negara dan Cetak Uang Sendiri, Berpusat di Garut

"Pakai foto ketua Paguyuban Tunggal Rahayu, tapi kalau lihat desain, ini gambar Soekarno sebetulnya, tapi mukanya diedit jadi foto yang bersangkutan" ujarnya Wahyudidjaya.

Ia mengatakan paguyuban tersebut mirip dengan organisasi Sunda Empire yakni mereka mengiming-imingi anggotanya dengan sesuatu.

“Selintas ini platformnya hampir sama dengan Sunda Empire, menjanjikan sesuatu kepada anggota, termasuk anggota yang punya utang akan dilunasi oleh ketuanya,” ujarnya.

Baca juga: Ormas yang Ubah Lambang Negara dan Cetak Uang Sendiri Disebut Mirip Sunda Empire

3. Lambang garuda pakai mahkota

Gapura replika burung Garuda Pancasila di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). ANTARA/Yogi Rachman Gapura replika burung Garuda Pancasila di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (17/8/2019).
Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya mengatakan dalam berkas paguyuban tersebut ada lambang negara burung garuda yang telah diubah.

Di berkas, kepala burung garuda terlihat melihat ke depan dan bagian kepalanya ada mahkota. Sementara di bagian tulisan Bhineka Tunggal Ika, ditambah tulisan Soenata Logawa.

Dalam dokumen yang diterima oleh Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, orang yang disebut sebagai pembina, pengendali, penasihat dan penanggung jawab Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu tersebut tertulis nama Mr Prof Dr Ir H Cakraningrat SH (Wijaya Nata Kusuma Nagara).

“Informasi yang kita terima dari warga Garut Selatan, ketuanya sekolahnya hanya di madrasah aliyah atau tsanawiyah,” katanya.

Baca juga: Ormas Ubah Lambang Negara, Kepala Burung Garuda Dipasangi Mahkota, Uang Digambari Foto Ketua

4. Temukan unsur penipuan

Ilustrasi penipuanShutterstock/Twinster Photo Ilustrasi penipuan
Jajaran Kepolisian Polres Garut menemukan dugaan adanya penipuan dalam Paguyuban Tunggal Rahayu.

"Dari dua hari penyelidikan yang telah kita lakukan, kita baru temukan ada dugaan pidana penipuan," jelas Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradonna Armin Mappaseng saat dihubungi lewat telepon genggam, Rabu (9/09/2020).

Menurut Maradonna, dugaan penipuan adalah adanya dana yang dipungut dari anggota sebesar Rp 100.000 hingga Rp 600.000 dari setiap anggot. Mereka juga dijanjikan akan mendapatkan uang dan deposito emas.

Baca juga: Sebuah Ormas di Garut Ubah Lambang Negara dan Cetak Uang Sendiri

Ia mengatakan telah memeriksa camat, kepala desa, dan mantan pengikut paguyuban tersebut.

Terkait perubahan lambang negara dan pencetakan uang, polisi masih harus melakukan pendalaman dari saksi ahli.

"Soal lambang negara dan pencetakan uang, perlu keterangan dari saksi ahli, setelah saksi ahli memeriksa, tunggu kajian mereka baru bisa kita lihat apakah memenuhi unsur pidana atau tidak," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com