Muhammad Shodiq menuturkan, Romo Sindhunata pernah menyampaikan jika sumur itu mengibaratkan Pak Jakob ini seorang guru.
Sumur itu pertanda ilmu pengetahuan dari Jakob Oetama itu sendiri.
"Dalam ruangan ini adalah bagaimana kita mengekspresikan suatu ruang kehilangan, di mana pemilik sumur ini sudah tiada. Tetapi air di dalam sumur itu masih ada," bebernya.
Baca juga: Beri Penghormatan Terakhir, Chairul Tanjung: Pak Jakob Oetama adalah Panutan Kita Semua
Diungkapkannya, doa bersama diikuti dari lintas iman. Semua memanjatkan doa dengan caranya masing-masing untuk Jakob Oetama.
"Karena saya seniman, saya berdoa dengan cara berekspresi seperti itu. Tadi ada yang dari pondok pesantren, ada juga kawan dari Katolik," tandasnya.
Seperti diketahui, pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama, meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Jakob wafat karena mengalami gangguan multiorgan. Usia sepuh kemudian memperparah kondisi Jakob hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.