Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu Dipungut Biaya dan Dijanjikan Deposito Emas

Kompas.com - 10/09/2020, 05:42 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Organisasi kemasyarakatan (ormas) Kandang Wesi Tunggal Rahayu rupanya memungut iuran dari para pengikutnya.

Besaran iuran mencapai Rp 100.000 hingga Rp 600.000.

Tak hanya itu, setiap anggota juga dijanjikan mendapatkan uang dan deposito emas.

Polisi sementara menyimpulkan, ada dugaan pidana terkait keberadaan ormas ini.

"Dari dua hari penyelidikan yang telah kita lakukan, kita baru temukan ada dugaan pidana penipuan," ungkap Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradonna.

"Bisa dikenai Pasal 378 atau Pasal 379 a dugaan penipuan dan mata pencaharian dari penipuan," tutur dia.

Baca juga: Mengenal Ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu, Ubah Lambang Negara dan Cetak Uang Sendiri, Berpusat di Garut


Periksa camat hingga pengikut

Temuan tersebut, kata Maradonna, didapati usai polisi meminta keterangan beberapa orang selama dua hari.

Mereka antara lain camat, kepala desa serta mantan pengikut paguyuban.

Dari keterangan orang-orang tersebut, ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu memungut iuran dengan besaran beragam pada anggotanya.

Maradona mengatakan, polisi juga masih mendalami dugaan tindak pidana terkait perubahan lambang negara dan pencetakan uang.

Dalam hal ini, polisi memerlukan keterangan saksi ahli.

"Soal lambang negara dan pencetakan uang perlu keterangan dari saksi ahli," kata Maradonna.

"Setelah saksi ahli memeriksa, tunggu kajian mereka baru bisa kita lihat apakah memenuhi unsur pidana atau tidak," lanjut dia.

Baca juga: Polres Temukan Unsur Pidana dalam Kasus Ormas Ubah Lambang Negara

 

IlustrasiKOMPAS Ilustrasi
Sekilas mengenai ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu

Ormas yang menamakan diri Kandang Wesi Tunggal Rahayu ini diduga mengubah lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Diketahui berpusat di Garut, ormas tersebut mengubah arah kepala burung garuda menjadi menghadap ke depan.

Tak hanya itu, pada bagian kepala juga ditambah dengan mahkota.

Sedangkan di tulisan semboyan Bhinneka Tunggal Ika diganti dengan "Soenata Logawa".

Mereka rupanya juga mencetak dan mengedarkan uang sendiri.

"(Uang) pakai foto ketua paguyuban Tunggal Rahayu, tapi kalau lihat desain ini gambar Soekarno sebetulnya tapi mukanya diedit jadi foto yang bersangkutan," tutur Kepala Kantor Kesbangpolinmas Garut, Wahyudidjaya.

Baca juga: Ormas Ubah Lambang Negara, Kepala Burung Garuda Dipasangi Mahkota, Uang Digambari Foto Ketua

Terdeteksi di beberapa lokasi, berpusat di Garut

Wahyudidjaya mengemukakan, paguyuban ini sebelumnya terdeteksi di beberapa kabupaten.

Akan tetapi paguyuban ini berpusat di Garut.

Di Majalengka, paguyuban telah ditutup dan tak lagi ada kegiatan.

Saat ini petugas melakukan pendataan terkait para pengikut paguyuban ini.

"Kita masih inventarisir pengikutnya, dari dokumen yang kita dapatkan, pengikutnya ada di empat kecamatan di Garut, kemudian di Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya dan sebaran paling banyak di Majalengka,” katanya.

Dalam dokumen yang diterima oleh Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, orang yang disebut sebagai pembina, pengendali, penasihat dan penanggung jawab Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu tersebut tertulis nama Mr Prof Dr Ir H Cakraningrat SH (Wijaya Nata Kusuma Nagara).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com