BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kasus penyebaran Covid-19 di Jabar cenderung fluktuatif.
Namun, saat ini ada tren kenaikan kasus seiring ditemukannya sejumlah klaster baru.
Dalam konferensi pers Gugus Tugas Covid-19 Jabar di Makodam Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020), Ridwan mengatakan, salah satu yang menjadi atensi adalah klaster industri dan keluarga atau rumah tangga.
Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Jabar Waspadai 3 Klaster Baru
"Kecenderungan di Jabar naik turun, sekarang trennya sedang naik, karena ada klaster keluarga yang sedang kita teliti. Sementara klaster industri sudah mulai menurun seiring dengan penguatan kesepahaman, yaitu mengawasi pekerja sepulang dari tempat kerja," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Untuk klaster industri, menurut dia, Tim Gugus Tugas sudah memerintahkan pemilik pabrik membuat formulir kegiatan harian bagi karyawan, serta meminta pengetesan massal secara mandiri.
"Karena kesimpulan minggu lalu, sangat ketat di pusat industri, tapi sepulang kerja memang kurang terkondisikan. Perusahaan melakukan pengetesan, juga komitmen pengetesan mandiri dengan biaya sendiri," tutur Emil.
Baca juga: Bupati Lebak Minta Maaf Usai Marah kepada Anggota DPRD
Kemudian, Emil menilai angka pasien sembuh di Jabar cenderung belum maksimal.
Untuk itu, ia tengah mempelajari penanganan pasien merujuk pada tingginya angka kesembuhan klaster Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung, beberapa waktu lalu.
"Kami sedang mempelajari kasus keberhasilan penyembuhan, sehingga metode, obat dan lainnya, akan kami rekomendasikan kepada 5000-an kasus aktif yang ada di Jabar. Mudah-mudahan seiring dengan kesembuhan, karena tingkat kematian di Jabar relatif rendah, membuat kondisi lebih terkendali," kata dia.
Baca juga: Disebut Positif Corona oleh Ketua KPU, Wakil Wali Kota Cilegon Membantah
Emil mengatakan, ada kabar baik mengenai rasio pengetesan di Jabar yang perlahan mulai naik.
Ia menargetkan, dalam lima pekan ke depan, rasio pengetesan di Jabar akan sesuai dengan standar WHO.
"Jabar sudah melakukan pengetesan per minggu di atas 50.000, melompat dari 19.000 ke 50.000. Sehingga butuh lima minggu lagi kita bisa mengikuti standar WHO yang ada, yaitu 1 persen (dari populasi)," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.