Menurut Widodo, harimau sumatera di alam bebas bisa bertahan hidup hingga 15-18 tahun.
"Artinya, usia Baksi sudah tua. Kalau usia sudah tua dia bisa mengikuti berat badan di angka 100-140 kilogram, berarti masih cukup bagus dong," kata dia.
Tim BKSDA Wilayah Jatim II juga sempat membandingkan Baksi dengan harimau benggala yang memiliki ukuran lebih besar.
Tim mengambil video dan foto harimau benggala tersebut dari atas, seperti video Baksi yang sempat viral di media sosial.
"Sudah coba ambil gambar seperti yang di video, dari atas, coba kita bandingkan dengan harimau benggala yang besar. Sama, kelihatan sama-sama kurus, kelihatan ramping kalau dari atas," kata Widodo.
Baca juga: Harimau Kurus dan Perut Kempis di Kebun Binatang, Polisi: Tidak Sekurus di Video
Widodo tak menyalahkan pengunjung yang merekam dan mengunggah video Baksi sebelumnya. Bagi Widodo, video itu sebagai koreksi untuk pemerintah dan petugas di lembaga konservasi.
Widodo yakin pengunggah video itu tak berpikir jauh bahwa unggahannya diperbincangkan publik. Ia berharap video itu menjadi pelajaran bagi seluruh pihak.
"Karena yang bersangkutan tidak tahu, kalau diambil dari atas semua tampak kurus dan sebagainya. Wong dia ambil gambar dan di-posting biasa, enggak ada tendensi apa-apa sepertinya," kata Widodo.
Menurut Widodo, manajemen Maharani Zoo dan Goa Lamongan telah merawat satwa dengan baik. Pemberian vitamin, pakan, dan nutrisi dilakukan secara rutin.
"Tapi, dengan kondisi usia (Baksi) yang tua, harusnya sudah tidak bisa dipertontonkan. Ya kalau masyarakat paham jika hewan itu usianya sudah tua, kalau enggak paham kan dianggap kurus," lanjut dia.